Sahrul selalu punya pandangan yang tajam. Usianya boleh sudah kepala empat, tapi matanya masih memeluk dunia dengan cara yang sama ketika ia masih muda. Kantornya penuh dengan gadis-gadis belia yang kerap kali memancing senyum tipis di sudut bibirnya. Namun, zaman bermain-main sudah jauh berlalu. Sahrul kini setia pada Ella, meskipun bibirnya tak lagi mampu mengeluarkan pujian yang dulu pernah membuat istrinya tersipu.
KEMBALI KE ARTIKEL