Maafkan saya karena pernah mengabaikan ajakanmu, Sol. Bukan karena tak ada rasa ketertarikan, melainkan lebih karena saya ingin kau terlatih dulu mempersiapkan pertempuran panjang, yang sepertinya akan menguras seluruh pundi fiksi yang kau miliki. Lalu kugosok Pebrianov melalui kolom komentar di postingan ‘Puisi untuk Desol’, bersamaan dengan iringan gendangku menstarter ‘killing machine’mu di fesbuk, agar menjadikan Pebrianov sansak bagi rentetan pukulan imajinasimu, hingga lahirnya duet sadis terbaru di Kompasiana.
KEMBALI KE ARTIKEL