Mohon tunggu...
KOMENTAR
Otomotif Pilihan

Menantikan Kehadiran Super Hercules di Indonesia

28 September 2021   04:04 Diperbarui: 28 September 2021   04:18 378 2
Keputusan Indonesia membeli pesawat C130 J Super Hercules akhirnya menjawab berbagai pertanyaan dari khususnya para penggemar pesawat ini serta masyarakat umum selama ini.

Pertanyaan tentang pesawat apa yang akan menambah kekuatan armada pesawat  C130 Hercules TNI AU kita sebagai pesawat kargo dan angkutan militer terjawab sudah.

Penulis sendiri tidak pernah meragukan pemilihan C130J ini bahkan diperkuat dari pendapat beberapa penerbang senior C130 baik yang masih aktif maupun pensiun ketika mengikuti acara temu penggemar pesawat C130 Hercules pada bulan Maret 2020 yang lalu.

Proven. Ready. Unmatched (Terbukti. Siap..Tak Tertandingi) adalah yang  salah satu moto yang digunakan oleh Lockheed Martin sebagai produsen C130J Super Hercules sangat tepat untuk mendefiniskan pesawat ini.

Proven karena sudah terbukti pesawat C130 Hercules digunakan oleh lebih dari 63 negara didunia dalam berbagai model dan varian sebelumnya akan kemampuan dan kapabilitasnya sebagai pesawat kargo dan angkut udara.

Ready. karena hanya Hercules lah yang memang selalu siap melakukan misi baik misi dalam keadaan perang atau non perang seperti misi kemanusiaan serta dimana saja dan kapan saja bahkan ke tenpat yang semua pesawat angkut lainnya tidak berani dan tidak mau kesana.

Unmatched karena tidak ada pesawat kargo militer manapun didunia yang memiliki masa produksi paling lama, hanya Hercules yang sejak produksi C130A yang pertama kali terbang pada 7 April 1955 hingga kini dengan C130J masih dan akan terus berlangsung.

Pesawat C130J Super Hercules  yang diproduksi di fasilitas Lockheed Martin  di Marietta, Georgia tempat yang sama produksi model legacy sebelumnya yaitu A, B, E dan H ini mengalami perubahan yang sangat banyak menyesuaikan dengan permintaan dan kebutuhan para penggunanya.

Pada mesin kini digunakan 4,637 shp Rolls-Royce AE2100 dengan baling baling sebanyak 6 bilah berbeda dari model sebelumnya yang hanya 4 bilah, perubahan ini akan membuat pesawat  Super Hercules bisa terbang lebih jauh dan dapat melakukan misi lebih banyak serta dengan efisiensi penggunaan bahan bakarnya.

Dari jumlah kru kini hanya memerlukan 3 kru yang tetdiri dari 2 pilot dan 1 loadmaster, tugas flight engineer dam navigator kini berada pada avionik digital dengan Head-up Display untuk masing-masing pilot.

Hingga September 2021 Super Hercules sudah mencetak jam terbang sebanyak 2 juta jam terbang sejak awal produksi nya tahun 1996, jumlah jam terbang ini berasal dari jumlah 480 + pesawat yang telah diserahkan kepada operatornya.

Super Hercules diproduksi atas dua ukuran yaitu standar C130 J dengan panjang 29,79 meter dan versi panjangnya C130 J-30 dengan panjang 34,37 meter serta dalam berbagai varian termasuk versi non militer nya yaitu LM-100 J.

Salah satu varian dari C130J yang menarik adalah MC-130J Commando II yang dioperasikan oleh Air Force Special Operations Command (AFSOC) bagian Angkatan Udara Amerika untuk operasi khusus, mereka baru-baru ini berhasil secara virtual menjadikan MC-130 J Commando II ssbagai pesawat amfibi yang bisa mendarat di air, percobaan virtual ini bernama Digital Proving Ground (DPG).

Bila ini dapat menjadikan kenyataan maka kemampuan Hercules yang telah mendarat di kapal induk, di Antartika dan lapangan terbang tertinggi serta pasir sekalipun akan bertambah dengan bisa mendarat di air.

Tulisan tentang sebuah pesawat pada umumnya akan ada akhirnya namun untuk pesawat ini kata akhir masih belum terlihat bahkan tanda-tandanya  pun tak terlihat sehingga penulis akan rehat sejenak dan mengalihkan tulisan ini pada kehadiran Super Hercules di langit Nusantara ini.

Tak ada satu orang pun di Nusantara ini yang meragukan kemampuan dan peran yang sudah dilakukan oleh pesawat ini mulai dari masa perjuangan hingga kini.

Pesawat Hercules milik TNI AU telah ikut serta dalam berbagai operasi-operasi militer mulai dari Pembebasan Irian Barat, Dwikora hingga Timor Timur.

Dengan gagah berani para kru pesawat C130 Hercules TNI AU masuk ke daerah yang dikuasai lawan, keberaniannya sebagai pesawat kargo tanpa persenjataan menyamai dengan pesawat tempur yang dilengkapi persenjataan.

Bahkan sebuah pesawat C130B TNI AU dengan nomor ekor T-1305 pernah mendarat di salah satu lapangan terbang di Merauke yang ketika masih itu dikuasai Belanda saat itu.

Pada masa setelah Kemerdekaan, pesawat Hercules beserta kru dari TNI AU pun tak pernah letih bila dipanggil untuk melakukan segala jenis operasi dan misi, ketika tersiar kabar di berbagai media tentang adanya bencana alam, saat itu pula pesawat Hercules dan para kru siap diterbangkan dan menjadi pesawat yang pertama mendarat dan membantu para saudara-saudara kita yang terdampak oleh bencana alam.

Sungguh Herctastic segalanya tentang Hercules ini.

Tidaklah heran bila Pemerintah Indonesia memutuskan untuk membeli pesawat C130J  SuperHercules  ini untuk menambah kekuatan armada pesawat kargo dan angkut udara TNI AU sebagai operator dan Skadron-Skadron Udara sebagai user atau penggunanya.

Pada pemberitaan di berbagai media online disebutkan bahwa Indonesia sepertinya membeli 5 buah pesawat C130 J-30 Super Hercules dimana konstruksi nya sudah dimulai, bila berita ini benar maka TNI AU kita akan memilki versi strech lagi selain dari C130 H-30 yang sudah masuk inventory TNI AU sejak akhir 1979 dan awal 1980 an.

Melihat junlah kapasitas produksi Lockheed Martin yang dapat memproduksi hingga 36 buah pesawat  per tahun serta jumlah terbanyak penyerahan pesawat sebanyak 24 buah pada tahun 2012 maka bisa jadi kita akan bisa melihat pesawat C130 J-30 pada tahun depan, mudah-mudah an.

Saat ini kekuatan di tiga skadron yaitu Skadron Udara 31 untuk tipe H-30 (sebelumnya disebut HS dan diganti  sebutannya pada tahun 1995 oleh Lockheed Martin) dan L-100-30 kemudian Skadron Udara 32 untuk tipe B dan H dan Skadron Udara 33 untuk tipe H.

Kehadiran Super Hercules di Indonesia nanti akan dinantikan utamanya pada penempatannya kelak apakah di salah satu dari tiga skadron atau merata atau bahkan terbentuknnya Skadron Angkut Berat yang baru sebagai rumah bagi Super Hercules.

Penempatan yang merata pastinya akan menciptakan standar kualifikasi para penerbang, ground ctew seperti teknisi nya di setiap skadron-skadron sebagai user atau pengguna Super Hercules ini.

Sangat menarik untuk ditunggu kehadiran Super Hercules ini di Indonesia dan keputusan Pemerintah Indonesia memilih Super Hercules adalah sangat sangat tepat.

Selamat datang adikku, begitulah kata pesawat C130 legacy yang dimiliki TNI AU kini.

Salam Herky-Rajawali-Unicorn.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun