Malam ini giliran Kultum Tarawih Ustad Zeini, tapi sampai selesai Sholat Isya berjamaah, Ustad lokal itu belum hadir. Pak Kholil sebagai pengurus Masjid tampak kelimpungan.
"Dodi..kamu yang Kultum malam ini ya?" Pinta Pak Kholil kepada salah satu jamaah yang hadir saat itu. "Saya??, jangan saya pak...belum siap." Dodi menolak halus.
Kalau dilihat dari tampang dan postur serta ke aktifan Dodi di Masjid memang dia berpeluang untuk menggantikan Ustad Zeini yang saat itu tidak hadir. Lagi pula Dodi juga jebolan Pesantren di kampungnya yang mendukung untuk memberikan Tausiyah pada malam Tarawih ini.
"Ayolah Dodi...Bapak mohon, maju kamu. Kamu pasti bisa." Pak kholil memberikan semangat. Dodi tampak serba salah. Disatu sisi dia berpotensi menggantikan Ustad Zeini, tapi disisi lain dia belum siap dalam tema yang akan disampaikan didepan jamaah.
Dengan percaya diri Dodi memaksakan dirinya untuk mengisi Kultum Tarawih malam ini demi lancarnya Ibadah sunah Tarawih. Dengan materi yang seadanya ternyata Dodi mampu menyihir jamaah hingga para jamaah Tarawih merasakan sejuknya hati tentang apa yang disampaikannya dalam Tausiyahnya itu.
Selepas Tarawih Dodi dikerubungi bocah anak anak tanggung sambil membawa buku tugas Ramadhan. Sambil berkerubung Dodi nampak menandatangani kolom paraf kultum.
Ada yang janggal dalam Agenda Ramadhan anak anak itu, kebanyakan dari mereka menulis nama dirinya dengan sebutan Ustad Dodi.
Dodi hanya tersenyum, mudah mudahan ini jadi kenyataan ujarnya dalam hati.