Aku menutup kamarku, aku lirik ponselku. 6 panggilan tak terjawab dan 3 chat dari 2 pesan. Siapa nih??
"Innalillahi wa Innailaihi Rojiuuun".
Ya Allah, aku nyaris tak percaya.kami pacaran baru dua hari, Melewati jam demi jam, Belum pernah pelukan apalagi ciuman. Â Benakku hanya mampu mengurai kenangan dengannya.
Pukul 10 malam aku tiba dibelokan menuju rumahnya ,kendaraan memadati jalan. tenda pun telah terpancang. banyak orang berlalu lalang. Udah gitu banyak alang alang, Â Barulah gemuruh rasa yang sulit ku bahasakan menyerang. Pacarku benar-benar telah tiada. Lemas rasa lututku melangkah. Terbayanglah senyum sumringah, namun kini ia tak ada, diruang tamu ia berbaring menungguku datang..
Sejenak aku terhenti di depan pintu, menarik nafas yg dalam. Ku pegangi kedua lututku, terasa akan ambruk namun ku kuatkan. Perlahan aku mendekat, duduk di samping bapak Nya yg kemudian membukakan penutup wajah Pacarku Geboy Andarista
Ya Rabb, Teduh nian wajahnya, jerawatnya belum pecah, Ia hanya terlihat seperti sedang tertidur pulas. Aku menggoyangkan tanganku ke badannya sambil berkata..."Beb, bangun udah siang." Bapaknya berkata.."Gila kamu, dia sudah meninggal!"
Berulang kali ku bisikkan ke hati "Harus Kuat". Insya Allah Pacarmu ditempat yang baik Nak! sebab ia anak yang baik" ujar bapak Nya bijak.
Beberapa kerabat dan tetangganya bermalam dirumah sederhana itu. Bapak-bapak bercakap di teras dan di tenda. Aku semalam suntuk duduk disamping Pacarku, bersama bapak & mamanya.
Keesokan paginya barulah pacarku di kebumikan...Selamat jalan pacarku, semoga engkau bahagia disana. Biarlah aku disini merana, kali aja ada penggantinya.