Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Sejarah Perkembangan Sastra Populer di Indonesia

4 Juli 2023   19:03 Diperbarui: 4 Juli 2023   19:06 1256 1
Sastra populer merupakan salah satu sastra seni yang selalu mengikuti perkembangan zaman. Karakteristik sastra populer dapat diidentifikasi berdasarkan tema, cara penyajian, bahasa, gaya, dan teknik, karena sastra populer mengikuti perkembangan apa yang sedang digemari oleh masyarakat umum. Karya sastra populer tidak dapat dipisahkan dengan kebudayaan, termasuk dengan kebudayaan barat. "Sastra Populer" atau "Sastra Pop" sebetulnya sudah mulai muncul pada tahun 70-an, saat ini wacana populer telah muncul kembali pada dunia kesusastraan indonesia, dikatakan demikian karena sastra populer banyak disukai kembali oleh masyarakat berdasarkan tren pada setiap zaman karena boomingannya. Meskipun demikian, sastra populer mendapatkan predikat sebagai sastra yang bermutu rendah, karena kepopulerannya tidak bertahan lama setiap zamannya. Padahal jika kita lihat kembali, banyak hasil karya dari sastra populer yang masih disukai dan digemari masyarakat, contohnya seperti novel Laskar pelangi, Ayat-ayat cinta, dan masih banyak lagi yang lainnya. Tak heran mengapa sastra populer sering kali kembali digemari oleh kalangan remaja saat ini, karena sastra populer cenderung lebih banyak yang menggunakan bahasa sehari-hari yang mudah diterima dikalangan remaja saat ini, pada dasarnya sastra memeang tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat, begitupun sebaliknya. Karena sastra dapat dijadiakan suatu hiburan yang dapat dengan mudah dinikmati, khususnya pada saat ini karena dapat diakses melalui media Televisi, Novel, Smartphone. Sebuah karya dapat kita sebut sebagai karya sastra populer karena tema, cara penyajian teknik bahasa, dan ceritanya yang mengikuti pola umum tentang apa yang sedang berkembang dan digemari oleh kalangan masyarakat. Berkembangan sastra populer di indonesia secara terus menerus dapat membantu masyarkat untuk mendapatkan hiburan yang berkualitas, guna untuk hiburan dari lelahnya aktifitas masyarakat dan juga untuk menghilangkan rasa bosan, tidak dapat dibayangkan bila perkembangan sastra di indonesia tidak ada, mungkin masyarakat tidak dapat dengan mudah mencari hiburan yang menyenangkan bagi mereka, terutama dengan perkembangan sastra populer yang diindonesia. Sebab sastra dan masyarakat mengacu hubungan antara sastra dengan masyarakatnya, perspektif tersebut menyarankan bahwa betapa pentingnya untuk meneliti keterkaitan reflektif antara keduanya, yaitu sastra dan masyarakat itu sendiri. Untuk mengetahui karya yang diciptakan telah sesuai atau mencerminkan kondisi dengan masyarakat atau tidak, karena biasanya suatu karya akan terikat dengan realitas suatu masyarakat. Dengan ini menekankan perspektif pentingnya aspek mimetik sastra dengan masyarakat, juga genre yang pas pada suatu hasil karya sastra populer, genre ini merupakan susunan dari beberapa komponen yang ada, yang dimana genre ini tersusun dari beberapa unsur dengan masing-masing fungsi guna membentuk sesuatu keseluruhan. Dengan ini, genre dipastikan memiliki suatu pengertian mengenai jenis karya sastra yang memiliki suatu formula sebagai formula dalam pembentuk, dengan kata lain formula ialah suatu komponen struktural dalam genre suatu karya sastra. Sastra populer menjadi sarana pengarang untuk mereka menyampaikan suatu ide gagasan berdasarkan pengalaman hidup dan juga ada yang berdasarkan cerita fiksi atau karangan, ini dapat berguna bagi massa disetiap zaman guna untuk memenuhi kebutuhan escape yang terletak pada faktor genre suatu karya sastra tersebut, hal ini memberikan impian yang berbeda kenyataan dari yang dialami oleh masyarakat penikmat karya sastra. Karya sastra populer yang memiliki genre sesuai dengan kisah yang relefan dengan kisah masyarakat umum biasanya lebih mudah diterima atau populer dikalangan masyarakat. Tetapi semua kembali lagi sesuai dengan minat genre penikmat suatu karya sastra, fungsi escape ini biasanya untuk memberikan harapan kehidupan yang berbeda-beda dan juga biasa dianggap lebih baik lagi oleh pembacanya atau penikmatnya. Ada juga yang disebut dengan relaxation yang dimana berfungsi untuk memberikan terapi untuk melonggarkan ketegangan dalam hidup yang dialami oleh pembaca yang biasa diakibatkan tekanan hidup yang mereka jalani, kekuatan teori dalam pembuatan sastra populer memiliki simbolik yang berguna sebagai salah satu kekuatan utama yang berfungsi untuk menjabarkan nilai-nilai kultural. Teori simbolik memiliki kelemahan yang terletak di ketidak mampuannya untuk menjelaskan sastra populer mengenai selera pembacanya, yang mampu untuk menjabarkan kekuatan utama teori ini ialah, teori reflektif dimana kekuatan utamanya dengan kemampuan untuk menjelaskan fungsi kultural sastra populer, kemampuan untuk menganalisis hubungan antara reflektif antara kebudayaan suatu masyarakat dengan sastra populer. Sastra populer buan hanya jadi wadah hiburan belaka, tetapi juga sudah menjadi media massa untuk alat komunikasi antara masyarakat (Varadyna & Rosyid, 2014). Kehadiran sastra populer di tegah tengah masyarakat sudah sangat berkaitan dengan budaya yang ada seperti, agama, adatistiadat, politik, ekonomi, dan lain-lain (Trismanto, 2018). Sastra pouler lahir dengan dipandang sebagai sastra yang bernilai rendah, dari zaman kolonial belanda, kolonial jepang, hingga perkembangannya sudah menjadi sejarah yang terus berkembang dikalangan masyarakat yang terus berubah dari masa ke masa. Dengan adanya sastra populer yang semakin berubah ke arah yang lebih baik, masyarakat bisa menikmati suguhan dari darya para sastrawan-sastrawan yang sudah terkenal dari awal perkembangan pertama sampai saat modern seperti ini. Dengan sastra kita dapat mengekspresikan, mengungkapkan, bahkan menyampaikan isi atau gagasan seseorang dalam bentuk karya, bisa berupa puisi, novel, film, dan lain-lain. Karena sastra merupakan sebuah karya yang berupa topik dengan nilai estetika yang tak terlepas dari masyarakat, dalam perkembanganya, sastra berkembang menjadi dua jenis, yaitu sastra kanon dan juga sastra populer, yag dimana sastra ini memiliki ciri khas yang tidak jauh berbeda, yang membedakannya hanyalah dari lahirnya sastra itu sendiri, sastra kanon atau yang biasa orang lain kenal dengan sastra serius biasanya memiliki isi yang formal seperti pendidikan, agama, sosial, dan lain-lain. Sedangkan sastra populer biasanya berisi karya-karya yang lebih mengarah kepada arah hiburan. Sastra serius mencangkup norma-norma kehidupan yang lebih serius dan sastra populer lebih banyak bercerita tentang sebuah fiksi atau karangan imajinasi seseorang yang berguna untuk menambah daya tarik pembaca atau penikmat suatu karya sastra populer (Budijanto & Dewi, n.d.). Jika kita berkaca pada awal mula massa- massa perkembangan sastra populer di zaman kolonial jepang karya sastra dianggap sebagai alat propaganda karena karya-karya pada massa itu menjadi rasa semangat dan empati dari para masyarakat pada waktu itu, sehingga apabila pada massa kolonial jepang dulu sastrawan tidak mengalami perkembangan, mungkin saja kita saat ini tidak memiliki sastrawan yang dapat menjadi tolak ukur suatu perkembangan sastra populer saat ini (Zuhriyah, Khusnul Khotimatuz dan P, 2014). Sejarah sastra populer menjadi ilmu menjalani hidup ditengah-tengah realita yang ada dengan ditambah diksi, frase, dan fiksi yang menjadi nilai suatu ketertarikan masyarakat (Kuntowijoyo,2004). Di indonesia sejarah dan sastra sudah menjadi satu kesatuan yang berkaitan dari abad ke-20, meskipun demikian, sejarah dan sastra memiliki perbedaan substansi yang ada. Dengan lika liku perkembangan sastra di indonesia, patut kita berterimakasih atas karya sastrawan yang menjadi pencipta karya-karya yang telah berkembang dan dinamis dari masa ke masa (Erowati & Bahtiar, 2011). Kesusastraan di indonesia sudah sangat berkembang pesat, banyak karangan yang populer dilingkungan masyarakat kita dari masa abad ke-20 hingga saat ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun