Kasus hujatan mantan Walikota Padang Fauzi Bahar terhadap Gubernur Sumatera Barat, dalam pidato pelepasan jabatannya memunculkan rasa malu pada masyarakat Padang. Berbagai komentar dari masyarakat padang terutama mahasiswa setelah melihat berita yang diliput oleh Liputan 6 SCTV, yang diupload juga di Youtube dengan alamat link http://www.youtube.com/watch?v=1NDe9Wiku4Q.
Pembicaraan etika moral pejabat pemerintahan pun menjadi tema diskusi bagi kelompok diskusi mahasiswa di Yogyakarta. Hal tersebut penting didiskusikan menurut seorang aktifis mahasiswa Yogyakarta Kukuh Eka Kusuma. Mengingat pejabat public adalah model dari masyarakat, selain itu dipercaya untuk memimpin dan menjadi panutan bagi masyarakat. "kita harap tidak ada lagi pemimpin yang tidak paham etika politik," ujar Kukuh, Rabu Malam (19/2/2014).
Kukuh menilai, sikap mantan walikota Padang tersebut sudah termasuk pencemaran nama baik seseorang atau kelompok tertentu. Dengan mengatakan Gubernur dan Partainya yang memimpin, Sumatera Barat akan hancur dan mengajak pendukungnya untuk membenci Gubernur dan partainya. "ini sikap kekenak-kanakan sekaligus mencemarkan nama baik, bukan sikap para pemimpin. Itu bisa dituntut oleh pihak yang berkaitan," kata aktifis mahasiswa ini.
Selain itu, Kukuh juga menyinggung Pemilu 2014 dengan kasus pidato mantan Walikota Padang tersebut. Dengan adanya pernyataan yang tidak beretika tersebut, dapat berpengaruh pada Pemilu 2014 mendatang. Yang sudah jelas akan merugikan pihak lain yaitu partai bersangkutan. "kami mahasiswa bukan simpatisan dari partai, tapi kita berusaha melihat yang benar itu benar dan harus kita dukung. Contoh lainnya Buk. Risma di Surabaya, itu sangat menginspirasi mahasiswa Ilmu Politik seperti kami," ungkapnya.
Sedangkan mahasiswa UMY asal Padang Sumatera Barat Denni Nilson Edi mengatakan, masyarakat Padang malu mempunyai Walikota yang tidak paham etika. Pejabat yang tidak bisa mengontrol diri dan tidak mempunyai sikap kepemimpinan, akan menjadi hujatan bagi orang. "ini harus menjadi pelajaran bagi pemimpin masa mendatang, bukan hanya di Sumatera Barat, tapi seluruh Indonesia. Pemimpin harus bisa menjaga perkataan dan sikapnya. jangan bikin malu rakyat lah," ungkap Denni.-