Sebelum saya menulis artikel ini, saya asik bermain dengan putri cantik saya, “syahmi”, dengan polosnya dia selalu ceria, selalu tersenyum, aktif berlari kesana, berlari kesini memegang bonekanya, lalu terkadang memanggil “daddy, daddy”, hampir usia 17 bulan di bulan ini dia selalu ceria, selalu tersenyum bahkan ketika terjatuh selalu keluar dari mulut kecilnya “gak papa”. Kalau anda melihat anak-anak seumuran putri saya pasti berpikir bahwa mereka hidup tanpa beban, hidup dengan damai, hidup dengan selalu ceria tapi ketika semakin dewasa maka keceriaan berubah karena memiliki beban dalam hidupnya. Kalau saya sih berpikirnya, syahmi sekarang ceria, besok ceria bahkan sampai dewasa pun dia pasti selalu ceria karena hidupnya pasti penuh dengan kemudahan, kebaikan dan keberlimpahan.
KEMBALI KE ARTIKEL