Sambil senyum-senyum, saya menjawab, “ya itulah pak bedanya orang yang ilmunya lebih tinggi dengan yang belum seberapa, bukankah ilmu itu tujuannya membuat hidup lebih mudah, contoh kalau orang dulu ingin mengirim pesan harus menulis surat, menyuruh burung membawa, sekarang sudah ada handphone buat mengirim pesan dengan cepat dalam hitungan detik, kemanapun diseluruh penjuru dunia ini, itu terjadi juga karena ilmu kan pak, diluar sana banyak memang yang mengajarkan pengasihan, pesugihan, pelet dan ilmu yang katanya kesaktian dengan jalan yang susah, padahal sebenarnya bisa dibuat mudah dan gampang, bapak tidak perlu yakin menjalankan metode AMC ini, cukup dijalankan saja rumusnya”
Kadang saya berpikir, “Apa metode yang saya buat ini terlalu mudah ya hehe, sehingga membuat orang jadi kaget. Atau karena selama ini kita hanya diberikan cara yang susah sebab yang mengajarkan tahunya hanya cara susah itu saja, atau memang sengaja dibuat susah agar tidak semua orang tahu”. Hmm, tapi itulah memang kenyataan di masyarakat kita, selama ini hal-hal yang sering dianggap kesaktian selalu dianggap diperoleh dengan cara yang susah dan lama, ketika menemukan cara yang cepat dan mudah langsung dianggap aneh dan memunculkan rasa tidak percaya.
Terbukti memang kita selama ini diberikan pemahaman yang susah, kita disuruh berpikir dengan susah, kayaknya siss-sisa penjajahan masih lekat dipikiran banyak masyarakat Indonesia,dimana untuk menggapai sesuatu harus dilakukan dengan penuh perjuangan, penuh keringat dan penuh darah, sehingga terlihat heroik. Padahal semua tergantung dari bagaimana kita berpikir,kalau kita berpikir dengan susah dan sulit maka itulah yang terjadi. Tetapi kalau mau berpikir dengan mudah maka sebenarnya bisa menjadi mudah. Kalau orang-orang diluar negeri sudah siap dengan cara-cara mudah dan selalu menginginkan kemudahan, lalu kenapa kita masih saja betah dengan cara-cara yang susah?
Cobalah mengubah program dalam pikiran anda, semua bisa mudah kalau kita mau berpikir mudah. Eh, tapi ada sebuah ungkapan yang juga banyak dimasyarakat, “kalau bisa dipersulit, kenapa dibuat mudah” hehe. Ya, tapi saya lebih senang dengan ungkapan saya sendiri “kalau bisa dipermudah, ya mudahkan saja”.