di sekitar saya duduk menyaksikan, semuanya tampak senang dan menikmati pertandingan dan suasana GBK, pertunjukan dari gerakan yel-yel dari suporter terus membahana sampai akhir pertandingan.
bahkan saya tidak sengaja mendengarkan percakapan seorang ibu muda dengan anaknya yang masih balita, menanyakan kepada anaknya bagaimana suasananya? dan anak menjawab seru mah, dan ibunya juga mengatakan nanti kita nontong langsung di GBK lagi ya, dan anaknya pun sumringan.
mendengar itu saya optimis sepakbola Indonesia akan bisa dinikmati semua kalangan dan semua usia, dan tentu itu menjadi gambaran yang sangat indah untuk sepakbola KITA.
tapi gambaran kemarin itu hilang, tatkala laga yang bertajul el classico Indonesia Persija VS Persib berlangsung hari ini sehari setelah pertandingan eksebisi Indonesia VS InterMilan di tempat yang sama yaitu GBK.
pertandingan ini telah memakan korban jiwa, Lazuardi (mengutip dari kompas.com) menjadi korban, alm.lazuardi meninggal setelah dikeroyok oleh sekelompok supporter di sekitar GBK, alm langsung dibawa ke RSCM, setelah sempat koma, akhirnya alm.lazuardi meninggal dunia.
tentu ini menjadi pukulan telak bagi sepakbola nasional, ditengah morat-maritnya urusan federasi dan kompetisi, kejadian ini seharusnya menjadi perenungan bagi kita semua, bahwa janganlah kita terus menerus memelihara kebencian, ada masyararakt supporter KITA yang perlu di bimbing dan diayomi agar supporter Indonesia tidak lagi identik dengan kekerasa.
kiranya pertandingan Indonesia VS InterMilan bisa menjadi gambaran bahwa Supporter kita sebenrnya sangat berpotensi luar biasa, dan cinta damai. janganlah kita terus terbelenggu kebencian.
sekarang ayo para pemimpin yang mengkalim memimpin federasi salaman, gandengan tangan dan fokus untuk kemajuan sepakbola tanah air.
salam damai
Wisdom : Keyakinan adalah pengetahuan dalam hati yang tak terjangkau oleh bukti-bukti. KAHLIL GIBRAN (1883–1931)