Di lingkungan budaya melayu Bangka, tak jarang saat pertemuan, rapat ataupun penjamuan tamu-tamu undangan yang diselenggarakan kelurahan, kecamatan, kabupaten maupun provinsi, para pejabat, petinggi-petinggi pemerintahan ataupun tetua-tetua adat pada jamuan makan malam, saat berpidato akan melontarkan pantun sebagai pembuka. Pantun ini akan menyebar kepada orang yang akan berpidato selanjutnya, sebagai balasan atas pantun sebelumnya. Hal ini cukup menarik, karena pantun tersebut berpengaruh terhadap pendengarnya. Jika pantun pembuka disambut hangat dengan tepuk tangan berarti komunikasinya baik.
KEMBALI KE ARTIKEL