Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

5 dari 8 Langkah Main Catur Telah Dimenangkan Megawati

15 Maret 2014   18:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:54 274 2
Ibarat main Catur, Megawati sudah secara smart  memenangkan 5 langkah dari 8 langkah yang harus diambil untuk memenangkan pertarungan menuji RI-1.  Kemenangan 5 langkah ini membuktikan bahwa Megawati memiliki kapasitas sebagai negarawan sejati yang tidak dimiliki oleh tokoh-tokoh reformasi lainnya, keberanian, keikhlasan, dan konsistensi sebagai ibu bangsa yang memiliki tanggung jawab mempertahankan ideologi patut diapresiasikan kepada beliau. Adapun dari ke-5 langkah tersebut yang 2 langkah dilakukan beberapa tahun lalu, sedangkan langkah ke3-4-5 baru saja beberapa hari terakhir ini.

Lantas apa saja langkah yang dimainkan oleh Megawati dan sudah dimenangkannya, berikut ini saya uraikan satu per satu:

(1) Konsisten Di Luar Pemerintahan 2004 - 2014

Dua periode PDIP berada diluar Pemerintahan SBY dengan koalisinya berjumlah 6 parpol PD, PG, PKS, PAN, PPP, PKB dan berkali-kali Pemerintahan SBY melalui alm. Taufik Kiemas mengajak PDIP untuk bergabung didalamnya namun selalu tidak mendapat jawaban dari Megawati. Lalu ketika skandal korupsi menimpa politisi dan parpol koalisi, nama PDIP makin membumbung di mata rakyat. Rakyat mempenrsepsikan bahwa Megawati dan PDIP layak dipercaya karena tidak haus kekuasaan. Konsistensi untuk membangun politik dengan kemandirian parpol dengan memberdayakan sistem organisasi berdampak pada kematangan PDIP, dan rakyat menilai Megawati adalah politisi senior yang paling matang dan profesional. Inilah sebenar yang menjadi modal awal atau langkah awal naiknya elektabilitas PDIP di mata Rakyat,

(2) Menasionalisasikan Jokowi dan Meregionalkan Ganjar Pranowo

Pada tataran nasional, Ganjar Pranowo lebih dikenal daripada Jokowi. Ganjar sebagai politisi PDIP di Senayan sudah sering muncul di media katimbang Jokowi. Ketika saya upload masking foto Jokowi dengan atribut pemerintahan DKI (lihat foto Facebook saya medio Juni 2011 atau 1 tahun sebelum Pilgub DKI) banyak yang mengarahkan agar Jokowi untuk Cagub Jawa Tengah meski tidak sedikit yang mendukungnya. Namun keputusan PDIP akhirnya menempatkan Jokowi sebagai Cagub DKI yang kemudian dikenal secara nasional hingga ke pelosok Nusantara.

Disisi lain, langkah smart PDIP menempatkan Ganjar Pranowo untuk "menjaga" lumbung suara di Jawa Tengah cukup berhasil. Saat itu PDIP harus melawan incumben Bibit Waluyo yang sudah cukup kuat, akan terasa berat jika yang diajukan PDIP adalah Rustriningsih yang juga Wagub Jawa Tengah.

Langkah kedua ini cukup efektif membangun kepercayaan Rakyat terhadap pengelolaan politik oleh PDIP, maka survey demi survey yang dilakuka oleh hampir semua lembaga survey ternama menempatkan PDIP dan Jokowi pada ranking teratas diantara politisi dan parpol peserta pemilu 2014.

(3) Menyelesaikan Ontran-ontran Pemkot Surabaya

Keberangkatan Megawati dengan mengajak Jokowi ke Surabaya untuk bertemu dengan Walikota Tri Risma Harini dan Wawali Wisnu Sakti Buana dan menyelesaikan permasalahan disana menjadi langkah yang patut diacungi jempol. Kenapa? saat itu lawan-lawan politik menggunakan isu mundurnya Risma untuk mengadu domba internal PDIP.

Kenapa Jokowi diajak? Karena Megawati tahu Jokowi adalah pejabat yang kenyang menghadapi turulensi lingkungan pemerintahan daerah berasal dari barisan "resistensi perubahan", setidaknya apa yang sedang dihadapi Risma tidak sendirian, di DKI Jokowi - Ahok menghadapi resistensi lebih gila. Sehingga Risma tidak perlu mundur maka ajak Megawati ciptakan harmonisasi antara walikota dan wakilnya melalui meja makan.

Penyelesaian ala Megawati ini membuat lawan-lawan politik PDIP menjadi mundur teratur, sebagaimana Golkar, Gerindra yang bersemangat menjadikan Riswa sebagai Cawapres. Disisi lain konstituen PDIP di akar rumput meyakini bahwa Megawati mampu menyelesaikan banyak masalah di internal organisasinya.

(4) Upload Kabinet Bayangan 2014 - 2019.

Kabinet Bayangan telah di upload oleh timnya Prof Hendrwan, banyak pro dan kontra disana, tapi apapun reaksinya ini adalah langkah smart PDIP untuk memberikan simbol kepada rakyat bahwa PDIP siap menang di Pemilu 2014. Tentu tidak semua parpol kontestan pemilu berani upload Kabinet Bayangan bahkan Golkar yang sangat PeDe pun tidak bernyali untuk tampilkan sosok terpilih sebagai calon menteri.

(5) Deklarasi Jokowi Sebagai Capres PDIP

PDIP semula kekeh akan melakukan deklarasi capres usai Pileg, namun kebijakan ini mendapat reaksi keras dari para pendukung Jokowi baik di dalam PDIP maupun diluar PDIP. Membayangkan cukup besar konstituen PDIP yang masih mengambang terutama mereka yang fanatik dengan Jokowi maka terus dikalkulasi untung rugi deklarasi capres sebelum Pileg.

Meskpun diprediksi PDIP bakal meraup elektabilitas 20% pada pileg, namun saya menduga jika deklarasi capres Jokowi dilakukan sebelum pileg bukan tidak mungkin elektabilitas bisa lebih dari 30% mengingat Jokowi terus memanen berbagai survey yang dilakukan oleh hampir semua lembaga ternama.

Pertikaian kecil antara pendukung Jokowi dengan politisi senior di PDIP acapkali menciptakan energi yang tidak perlu, seakan-akan mereka didorong oleh kehendak lawan-lawan politik yang tidak ingin Jokowi dicapreskan pada tahun ini maka saya istilahkan orang-orang DPP ko suka cari "penyakit"

Di sisi lain, rakyat maklum benar bahwa tidak mudah bagi Megawati untuk melepaskan capres kepada orang lain diluar trah Soekarno, terlalu beresiko karena kelak seorang presiden bisa saja menghabisi partai yang telah membawanya meraih kedudukan tertinggi. Banyak contoh di pemerintah daerah yang bak "kacang lupa kulitnya" setelah menduduki jabatan, lalu loncat pagar ke partai lain yang berkuasa. Juga rakyat maklum benar bahwa Megawati yang telah susah payah membangun PDIP sejak Orde Baru lalu ketika peroleh kemenangan tidak bisa menikmatinya.

Namun saya yakin Megawati telah memiliki formulasi strategis untuk tetap pegang kendali masa depan PDIP dan pemerintahan Republik Indonesia dengan mempercayakan kepada sosok loyalis seperti Jokowi. Kalkulasi matang bahwa PDIP akan memenangkan pertarungan Pemilu 2014 dengan mengandalkan loyalis serta masa pro Jokowi.

Maka dengan keberanian luar biasa Megawati memilih melepaskan egonya dan menyerahkan kepemimpinan nasional kepada generasi muda Jokowi pada hari Jum'at Pahing 14 Maret 2014 setelah mendapatkan energi positif dari ziarahnya ke makam ayahandanya Soekarno di Blitar Jawa Timur.

Sejak kemaren hingga hari ini jagad media di Indonesia bahkan media asing pun tidak habis-habisnya membahas deklarasi capres Jokowi oleh PDIP. Poin terakhir ini mendapatkan reaksi yang sangat keras dari lawan-lawan politik melalui media yang mereka miliki. Dari Gerindra, Hanura dan beberapa parpol bereaksi cukup keras. Sementara Nasdem sangat lunak mungkin berharap akan diajak berkoalisi, lalu para purnawirawan jenderal yang mendukung ARB bereaksi sangat sopan, bahka Golkar yang merupakan pesaing terdekatnya bereaksi "halus" mungkin Golkar punya harapan ada "kaki" lain terutama melalui Jusuf Kalla barangkali diajak sebagai Cawapresnya, #Double_Jack.

Saya sendiri mendukung Jusuf Kalla menjadi Cawapresnya Jokowi, mengingat sekarang ini JK adalah pemegang "Leadership Capability" tertinggi diantara politisi yang akan maju sebagai capres - cawapres. JK memiliki visi yang "ngetop" juga mampu menjadi eksekutor dan katalisator yang dibutuhkan pemerintahan untuk menstabilkan jalannya pemerintahan.

Terima kasih

Agus Wibowo
Semarang

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun