Mohon tunggu...
KOMENTAR
Analisis Pilihan

Manajemen Parpol, Mahar Politik, dan Kendaraan Kekuasaan

22 Januari 2025   21:39 Diperbarui: 22 Januari 2025   21:39 109 6
Pekan lalu, suasana di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya begitu semarak. Saya berkesempatan menghadiri sidang terbuka promosi doktor Suli Da'im, MM.

Sosok yang kini menjabat sebagai anggota DPRD Jawa Timur ini sukses mempertahankan disertasinya yang berjudul "Pola Rekrutmen dan Kaderisasi Sumber Daya Manusia serta Strategi Pengembangan Organisasi Partai Politik di Jawa Timur."

Sidang ini dipimpin oleh jajaran akademisi ternama dari Program Doktor Ilmu Manajemen STIESIA, yakni Prof. Dr. Budiyanto, MS, selaku Ketua Program Studi, dengan didampingi oleh Promotor Prof. Dr. Pribadiyono, MS, dan Co-Promotor Dr. Khuzaini, MM.

Ketiganya memberikan apresiasi atas hasil penelitian Suli yang dinilai inovatif dan relevan dengan dinamika organisasi partai politik di Jawa Timur.

Namun, yang menarik perhatian bukan hanya kualitas disertasi Suli Da'im, tetapi juga antusiasme luar biasa dari para tamu undangan. Pihak STIESIA bahkan mengakui bahwa sidang terbuka ini menjadi salah satu acara dengan jumlah hadirin terbanyak dalam sejarah kampus tersebut.

Gedung yang digunakan untuk ujian penuh sesak oleh keluarga, kolega, dan kerabat Suli. Bahkan tak satu pun kursi tersisa. Para aktivis, pejabat rektorat, legislator, pimpinan ormas, dan lainnya hadir. Sebagian tamu yang tak kebagian tempat duduk rela menunggu di luar ruangan demi memberikan dukungan kepada sosok yang mereka banggakan.

Acara ini juga mencerminkan betapa kuatnya hubungan emosional yang dimiliki Suli Da'im di antara keluarga, kolega, dan komunitasnya. Kehadiran yang begitu masif dari berbagai lapisan masyarakat menunjukkan bahwa perjalanan akademik Suli bukan hanya tentang pencapaian pribadi, tetapi juga tentang inspirasi yang ia bawa bagi orang-orang di sekitarnya.

Saya bukan politisi, juga bukan aktivis politik. Tapi bagi saya, masalah politik terlalu menarik untuk diabaikan. Itu sebabnya, banyak buku politik yang saya koleksi di rumah. Beberapa seminar tentang politik juga kerap saya ikuti.

Minat saya terhadap politik bukan berarti saya ingin terjun langsung ke dalamnya, melainkan karena saya percaya bahwa memahami politik adalah bagian penting dari menjadi warga negara yang sadar.

Betapa pun, politik memengaruhi hampir setiap aspek kehidupan kita, mulai dari kebijakan publik hingga kehidupan sehari-hari. Dengan membaca buku-buku politik dan mengikuti seminar, saya merasa lebih mampu menganalisis dinamika sosial. Selain itu, saya juga memahami keputusan-keputusan yang berdampak luas, baik di tingkat lokal maupun nasional.

Awalnya, saya penasaran jika Suli Da'im akan meraih gelar Doktor Ilmu Manajemen. Lantas, apa hubungannya dengan partai politik?

Rupanya, dia mengamati tiga faktor penting yang harus dimiliki oleh partai politik untuk membangun manajemen partai yang sehat. Ketiga faktor tersebut adalah rekrutmen, kaderisasi sumber daya manusia, dan strategi pengembangan organisasi.

Suli Da'im menjelaskan bahwa rekrutmen merupakan pintu awal untuk memastikan partai politik memiliki anggota yang berkualitas dan sejalan dengan visi partai. Proses ini tidak hanya soal jumlah, tetapi juga kualitas individu yang direkrut.

Kaderisasi menjadi langkah berikutnya, yaitu upaya untuk membentuk anggota partai agar memiliki kompetensi, loyalitas, dan kemampuan kepemimpinan yang mumpuni.

Sementara itu, pengelolaan sumber daya manusia yang profesional menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutan organisasi partai, baik dari segi struktur maupun kinerja.

Dalam disertasinya, Suli menyoroti bagaimana ketiga faktor ini saling berkaitan dan menjadi fondasi utama dalam membangun manajemen partai yang modern dan responsif.

Tanpa rekrutmen yang terarah, kaderisasi yang strategis, dan pengelolaan SDM yang baik, partai politik akan kesulitan untuk berkembang dan menghadapi tantangan zaman.

Penelitian ini memberikan perspektif baru tentang pentingnya pendekatan manajerial dalam memperkuat organisasi politik, khususnya di Jawa Timur.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun