Konferensi Asia Afrika April 1955 sepertinya berbeda dengan KAA April 2015. Enam puluh tahun yang lalu, 29 perwakilan negara Asia dan Afrika yang hadir di Indonesia bersemangat memperjuangkan anti-kolonialisme, karena memang belum semua negara yang hadir lepas dari penjajahan seperti Sudan dan Ghana. Sedangkan KAA tahun 2015 yang dihadiri 106 perwakilan negara sahabat 2 bulan yang lalu di Indonesia, memiliki semangat untuk menciptakan tatanan ekonomi global baru yang diharapkan lebih terbuka untuk negara-negara berkembang. Lebih jauh lagi, pemikiran atas solusi masalah ekonomi dunia tidak terbatas pada mainstream Bank Dunia, Bank Pembangunan Asian, dan lainnya. Sebenarnya wajar saja pemikiran dalam pidato Presiden tersebut, sebuah keinginan untuk menciptakan inovasi arsitektur keuangan global dari pengalaman 60 tahun menjalani semangat Asia-Afrika.
KEMBALI KE ARTIKEL