Di sebuah kota kecil di Papua, yang tersembunyi di balik lekukan-lekukan bukit hijau yang permai, Robertus memandang langit yang senja, berwarna merah lembayung seperti luka yang belum sembuh. Matahari tenggelam perlahan, meninggalkan jejak-jejak keemasan di langit yang semakin gelap, seolah-olah menggambarkan kehidupan Robertus yang kian meredup. Di usia 27 tahun, dia telah merasakan pahitnya kehilangan pekerjaan, sesuatu yang tak pernah ia bayangkan akan terjadi padanya.
KEMBALI KE ARTIKEL