Januari yang tahu-tahu beranjak pergi dan Februari yang tiba-tiba datang lagi
Hari ini sudah Februari. Saya pun iseng menghitung jumlah tulisan yang telah saya tayangkan di Kompasiana kita tercinta ini.
Berapa jumlahnya? Ternyata 13. Iya, cuma 13. Sementara saya merasa telah menulis tiap hari. Hehe ... Itu 'kan cuma perasaan dan ternyata termasuk tipe perasaan yang salah.
Apa boleh buat? Saya rupanya belum mampu seproduktif yang saya angankan. Akan tetapi, ada memori baik yang dapat saya kenang dari Januari 2025 di Kompasiana.
Apakah itu? Tak lain dan tak bukan, fakta bahwa saya punya 4 tulisan yang dilabeli AU (Artikel Utama). Bagi saya, itu cukup keren. Dari 13 tulisan saja, lho. Sebagai kompasianer yang alakadarnya, itu modal yang lumayan bisa untuk sombong 'dikit. Hahaha!
Begitulah adanya. Bagaimanapun label AU (Artikel Utama) di Kompasiana bisa memberikan kepercayaan diri. Plus menjadi motivasi tersendiri bagi saya untuk terus bikin konten di Kompasiana.
Syukur-syukur sanggup mengikuti jejak para kompasianer lain, yang bisa posting tiap hari. Yang kerennya di antara mereka, ada pula yang dalam sehari bisa menayangkan lebih dari 1 artikel dalam sehari. Luar biasa memang.
Saya yakin bahwa saya bisa melakukannya kalau mau. Sekali lagi, kalau mau. Tepatnya kalau mau melakukannya (mengupayakannya).
Iya. MAU adalah kunci. Kalau mau sering memperoleh label AU, ya wajib banyak menulis dengan kualitas sebaik mungkin.
Andrea Hirata mengatakan bahwa yang paling dibutuhkan penulis adalah passion. Gairah. Hasrat tinggi untuk menulis. Tentu plus menyelesaikan tulisannya.
Kalau sudah sukses melawan malas sehingga bisa menyusun paragraf pertama, penulis wajib punya hasrat tinggi untuk menuntaskannya. Kalau cuma berhenti di paragraf pertama berarti batal menulis 'kan?
Sementara Dewi Lestari, yang lebih tenar dengan nama pena Dee, menyatakan bahwa kedisiplinan adalah kunci. Kunci sukses untuk menuntaskan naskah novel tebalnya.
Bagi Dee, mood bukanlah penghambat. Alasannya, mood buruk saat menulis bisa ditaklukkannya dengan lebih mudah jika dia berdisiplin. Disiplin untuk menyelesaikan tulisannya tepat waktu.
Adapun bagi Tere Liye, latihan adalah kunci. Kalau ingin produktif menulis dan hasil tulisan bagus, tidak ada cara lain selain rajin berlatih.
Kiranya apa yang disampaikan 3 penulis populer tersebut sangat layak dijadikan pegangan. Sangat cocok dijadikan inspirasi dan motivasi bagi para penulis. Sepakat?
Salam.