***
"Aku tidak menyangka kalau MU seberpengaruh itu pada hidupku!" kata Yura Yunita diiringi derai tawa.
Begitu saja sebuah reel lewat di linimasa Instagram saya. Wah, MU disebut-sebut. Ada apa, nih? Ada kisah apa di antara MU dan Yura? Pikir saya. Sebab jiwa kepo saya meronta-ronta, saya tontonlah reel itu sampai habis.
Hasilnya? Saya cekikikan sendiri. Merasa terhibur sekaligus bersyukur sebab secara tak sengaja mendapatkan jawaban atas pertanyaan, yang beberapa hari tersimpan di benak ini.
Pertanyaan saya sesungguhnya sederhana saja, yakni mengapa belakangan ini Yura Yunita kerap digoda-goda dengan teriakan Yura Yunited? Bahkan, sampai dibuatkan logo segala.
Sebelumnya saya berpikir bahwa penyebabnya dia merupakan fans berat MU. Dia digoda-goda itu saat MU kalah melulu. Ternyata pikiran tersebut salah. Jangankan menjadi fans berat MU. Yura bahkan (semula) tidak mengerti sepakbola.
Si setan merah MU mulai menghantui kehidupannya sejak dia menjadi istri Donne Maula.
Begini kronologinya ...
Ketika masa pendekatan dan akhirnya berpacaran, Donne Maula mengajukan satu pertanyaan "penting" kepada Yura Yunita. Saya beri tanda kutip pada kata penting sebab bagi orang lain, pertanyaan Donne dapat dianggap tidak penting.
Apa pertanyaan Donne? Intinya dia menanyakan, apakah Yura sungguh-sungguh tidak keberatan menerimanya, karena dia adalah fans MU. Yura yang kurang paham arah pertanyaan tersebut, mantap menjawab tidak.
"Saya pikir, memangnya kenapa kalau fans MU?" Kata Yura.
Hingga kemudian sesaat sebelum menikah, Donne menanyakan hal itu lagi. Dia ingin memastikan bahwa Yura memang betul-betul bisa menerimanya sebagai suami walaupun merupakan fans berat MU.
Jawaban Yura tetap. Bersedia menerima Donne sebagai suami. Beserta semua kelebihan dan kekurangannya. Plus fakta bahwa Donne adalah fans MU.
Sampai di situ Yura Yunita sebetulnya masih belum paham. Memangnya kenapa kalau fans MU? Tatkala Donne menjelaskan bahwa MU prestasinya sedang buruk sehingga berpotensi bikin emosinya naik-turun tidak keruan, Yura tetap tak paham. Korelasinya apa dengan hubungan percintaan mereka?
Singkat cerita, dua penyanyi/musisi itu kemudian resmi menjadi pasangan suami istri. Nah. Di situlah Yura mulai paham maksud pertanyaan Donne.
Suatu ketika MU bertanding dan kalah. Donne pun rusak mood baiknya. Katakanlah, uring-uringan. Setelah hal itu berulang kali terjadi, Yura memberi saran yang dipikirnya solutif, "Kalau tidak mau lihat MU kalah terus, ya sudah jangan ditonton lagi. Atau, ganti mendukung tim lain."
Muehehe ... Tentu saja Donne meradang. Katanya, "Kalau gitu juga ganti istri."
"Ee, jangan! Jangan ganti istri," sahut Yura panik.
Hahaha ... I feel you, Donne. I feel you, Yura. Haha!
Anda yang bukan penggemar sepakbola, bukan fans berat sebuah klub sepakbola, terkhusus bukan fans setia MU, mungkin menilai sikap Donne berlebihan. Namun, ketahuilah. Sesungguhnya ada banyak orang yang bersikap absurd seperti Donne itu.
Saat menyelesaikan tulisan ini saya pun sembari senyum-senyum sendiri. Teringat bahwa sampai sekarang saya masih jengkel kepada Davor Suker, gara-gara dia bikin gol ke gawang kesebelasan Jerman di perempat final Piala Dunia 1998.
Apa boleh buat? Itulah sepakbola. Pengaruhnya bisa tiada tara. Sepintas lalu memang terlihat remeh. Sekadar permainan olahraga. Namun, jangan lupa. Lesatan perjalanan karier seorang politikus saja bisa terhenti gara-gara urusan sepakbola, padahal berkali-kali sebelumnya dia mengaku sebagai fans MU.
***
Manchester United, si setan merah, memang dahsyat. Pengaruhnya bahkan sampai bisa merambah kehidupan percintaan seseorang yang sama sekali enggak paham sepakbola. Luar bisa. Glory, glory, Man United.
O, ya. Sesungguhnya saya bingung juga saat hendak memilih kategori tulisan untuk tulisan ini. Cocok atau tidak jika dimasukkan ke dalam kategori Sepakbola? Kalau tidak cocok, faktanya ini cerita tentang sepakbola. Iya 'kan?
Salam.