Tentu dinamika cara saya nonton film layar lebar sejalan dengan perkembangan zaman. Plus pertambahan usia. Tatkala sering nonton layar tancap itu saya masih kanak-kanak (TK sampai SD kelas 1-3).
Ketika duduk di kelas 4 hingga SMA, kalau nonton film layar lebar berganti lokasi. Tidak lagi di lapangan desa dengan layar tancap, tetapi sudah di gedung bioskop sederhana yang berada di ibukota kabupaten.
Entahlah. Saya kurang tahu penyebab hilangnya "tradisi" nonton layar tancap di lapangan desa. Tahu-tahu tidak ada lagi produsen jamu yang menyelenggarakannya.
Di kemudian hari, pengalaman nonton film di gedung bioskop yang lebih keren saya dapatkan di kota perantauan, yaitu Yogyakarta. Tentu saja begitu, ya? Yogyakarta 'kan kota besar. Sebuah ibukota provinsi.
Hingga tak lama kemudian, era Bioskop 21 pun tiba. Wah! Makin nyamanlah fasilitas yang dapat dinikmati para penontonnya. Film-filmnya pun selalu up to date.
Sudah pasti semua pengalaman menonton itu berkesan di hati. Masing-masing memberikan kisah yang tak terlupakan. Senantiasa ada cerita istimewa pada tiap eranya.
Akan tetapi, setelah menimbang-nimbang dan berpikir serius, saya tersadarkan bahwa momen nonton pertama yang paling berkesan adalah saat #KembaliKeBioskop pada tanggal 11 November 2021.
Tatkala itu saya beruntung bisa memperoleh tiket buat nonton Paranoia (A Film by Riri Riza). The real beruntung. Mengapa begitu? Karena amat berpotensi tidak kebagian tiket, kalau tidak fokus memantau akun IG @milesfilms yang memproduksinya.
Sementara sudah memantau pun, kalau tidak gesit mengorder tiketnya, bakalan tak kebagian. Dalam hal ini, gercep (gerak cepat) adalah kunci. Fokus memantau saja tidak cukup, padahal proses pemantauan tersebut berjalan kurang lebih dua bulan.
Perlu diketahui, informasi terkait lokasi dan tanggal pemutaran Paranoia memang ditayangkan di akun IG @milesfilms. Sama halnya dengan segala rupa informasi lain terkait Paranoia. Itulah penyebab saya fokus memantaunya
Proses pemantauan hingga sukses memperoleh tiket buat nonton saja sudah mengesankan. Tak pernah sebelumnya segigih itu perjuangan saya untuk nonton film.
Adapun pemantik kegigihan saya terdiri atas dua faktor.
PERTAMA, pemutaran perdana Paranoia dihadiri para pemerannya termasuk Nicholas Saputra, yang sudah lama ingin saya lihat secara langsung. Sejak dia membintangi AADC 1 (2002).