Ada pembunuhan di Magelang! Si pelaku adalah anak kedua, sedangkan para korban terdiri atas kedua orang tua dan kakak perempuannya. Pembunuhan dilakukan dengan racun yang dibeli secara daring. Diumpankan ke dalam kopi dan teh yang diminum oleh para korban.
Saya tertegun menyimak berita buruk itu. Rasa masygul yang semula ada berubah menjadi kengerian dan ketidakpercayaan. Sederet pertanyaan melintas di benak.
Sedalam apakah rasa sakit hati si pelaku, yang notabene darah daging korban? Sehingga sedemikian besar tekadnya untuk menghabisi nyawa keluarga sendiri?
Mengapa? Apa yang sesungguhnya terjadi? Bagaimana bisa? Apa alasan kuat si pelaku untuk meracuni seluruh anggota keluarganya? Atau, jangan-jangan si pelaku pembunuhan tidak sehat mental?
Rasanya sulit percaya bahwa peristiwa tersebut terjadi di dunia nyata. Di kota yang tak begitu jauh dari tempat saya berdomisili pula. Sementara selama ini saya berpikiran bahwa peristiwa serupa itu hanya dapat terjadi dalam novel Keigo Higashino.
Terusterang saja, berita pembunuhan di Magelang itu serta-merta mengingatkan saya pada Salvation of A Saint. Sempat terpikir, jangan-jangan pelaku pembunuhan di Magelang terinspirasi oleh novel karya Keigo Higashino tersebut.
Entahlah. Entah mengapa saya spontan mengaitkan peristiwa sadis di Magelang dengan karya novelis Jepang itu?