Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Artikel Utama

Pada Pak Pram Kita Belajar: Refleksi Kisah Hidup Pramoedya Ananta Toer

3 Mei 2015   10:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:26 237 0

Pakaian batik yang membungkus badannya dengan flatcap yang menyentuh kepalanya menyiratkan kesahajaan. Kepercayaan dirinya dalam menumpas karang dan badai yang menghalang terungkap pada tangan kiri yang dicengkeramkannya di dagu. Sorotan sepasang bola dari balik kacamata lebar ber-frame tipis dihiasi seberkas senyum mengembang seakan mengatakan seperti apa yang ditulisnya dalam Rumah Kaca, “Orang bilang ada kekuatan-kekuatan dahsyat yang tak terduga yang bisa timbul pada samudera, pada gunung berapi dan pada pribadi yang tahu benar akan tujuan hidupnya.” Dahsyat kedengarannya. Itulah kesan yang saya rasakan ketika menatap salah satu foto hitam putih salah satu sastrawan paling berpengaruh di Indonesia, Pramoedya Ananta Toer. Nama Pak Pram dengan ganas menyeruak melalui karyanya yang fenomenal di tengah tak berpihaknya rezim padanya. Menulis telah mendominasi kisah pahit, manis, serta tawar dalam hidupnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun