Lalu aku mencarimu, di kelamnya hati masih terpampang ketampanan yang tiada tara. Tanda merah di wajahmu masih terpancar jelas, mataku terus memandangi meski ilusi dari sunyi hati. Jemariku yang pernah kau tuntun mengejar setiap langkah dengan kaki mungil namun terlalu kuat. Bisakah kau beri aku kesempatan itu, yang membebaskanku dari rasa salah menelantarkan kasih tulusmu penuh sayang. Untukku, yang entah pernah kau sebut pantas menemanimu.