Tuhan memberi 'jaminan' rejeki dengan pintu yang bernuansa 'petak umpet', misalnya Tuhan berkata, " Akan aku beri kalian rejeki dari jalan yang tidak disangka-sangka". Modus yang sedang Tuhan tawarkan ini tentu bukan tanpa maksud. "Jalan tak disangka-sangka" itu ternyata adalah metode Tuhan untuk menciptakan situasi tawakal terus menerus bagi manusia. Bagi orang yang merasa sudah bisa membangun kedaan yang pasti dalam hidupnya, dimana kebutuhan ekonominya sudah berada pada ti
ngkat bisa menjamin sampai tujuh turunan, sesungguhnya dia sudah kehilangan kenikmatan 'harap-harap cemas' dalam menjalani kehidupan. Situasi psikologis 'harap-harap cemas ' itulah sesungguhnya ruang sangat mesra untuk menikmati kehadiran Tuhan melalui mekanisme 'jalan rejeki yang tidak disangka-sangka'. Orang modern akan menganggap 'rejeki melalui jalan yang tidak disangka-sangka' adalah sebuah ketidakpastian, maka mereka membangun keadaan yang dianggapnya lebih pasti yaitu menumpuk-numpuk harta dengan cara apapun. Tetapi jika yang primer bagi kita adalah kehadiran Tuhan, maka kepastian adalah justru tersedianya ruang dalam jiwa kita untuk menemukan situasi tawakal. Disinilah urgensi dan relevansi tawaran dari Tuhan berupa modus rejeki yang tidak disangka-sangka.
KEMBALI KE ARTIKEL