Ada satu hal yang menarik dalam transaksi ini, justru yang minta sidang malahan saya. Terus terang sebagai warga negara yang baik saya ingin uang yang saya keluarkan masuk ke kas negara untuk membangun negeri ini. Pertimbangan yang lain rumah saya dekat dengan Pengadilan Negeri, lagipula saya ingin merasakan bagaimana rasanya sidang tilang itu. E ... malah Pak Polisi menakut-nakuti, dan pada akhirnya mengeluarkan surat tilang dengan bersungut-sungut. Dalam hati saya bangga, saya teralh menjadi bagian dari gerakan melawan korupsi. Dan hal ini dengan bangga saya ceritakan pada teman-teman kantor.
akhirnya hari sidang yang saya tunggu-tunggupun datang. Dengan penuh rasa percaya diri saya datang ke Pengadilan Negeri membawa surat tilang, dalam benak saya terbayang suasana sidang yang begitu khidmat dalam rangka menegakkan rasa keadilan yang sudah mulai hancur di negeri ini. E... apa lacur, saat sampai di Pengadilan Negeri ternyata sidang ditunda hampir 2 jam. Wah, blaik kata orang Jawa. Dan dalam situasi semacam ini datanglah dewa penolong yang akan menyelamatkan saya dari situasi ini. Dan dibawalah surat tilang saya dan beberapa orang ke ruang dalam. Sekitar 15 menit kemudian keluarlah SIM yang ditahan saat penilangan dahulu. Saya bersyukur alhamdulillah, e ... belum habis rasa senang kami datang kejutan kedua. Kejutan itu berupa rupiah yang harus kami setor pada dewa penolong tersebut, bujubune ... jumlah 4 kali lipat dibanding kalau saya damai di tempat. Akhirnya saya hanya bisa menggumam beginikah nasib orang yang mau belajar taat pada hukum.