Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Jatuhnya Sukhoi Super Jet 100 & Makam Syekh Hasan di Gunung Salak

15 Mei 2012   14:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:15 2851 1
Gunung Salak seakan menjadi mimpi buruk bagi pesawat yang terbang di atasnya. Dalam 10 tahun terakhir, setidaknya 7 kali musibah pesawat terbang jatuh di area sekitar tempat itu.

30 April 2009 tiga orang tewas saat calon pilot menerbangkan pesawat latih Donner milik Pusat Pelatihan Penerbangan Curug yang jatuh di Kampung Cibunar, Desa Tenjo, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor.

Juni 2008 pesawat Casa 212 milik TNI AU jatuh di Gunung Salak dengan ketinggian 4.200 kaki dari permukaan laut.

20 Juni 2004 lima orang tewas dalam musibah pesawat Cessna 185 Skywagon yang jatuh di Danau Lido, Cijeruk, Bogor.

15 April 2004 tiga orang tewas ketika pesawat Paralayang Red Baron GT 500 milik Lido Aero Sport, jatuh di Desa Wates Jaya Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor.

29 Oktober 2003 tujuh penumpang tewas dalam musibah helikopter Sikorsky S-58T Twinpac TNI AU yang jatuh di Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor.

10 Oktober 2002 seorang tewas akibat pesawat Trike bermesin PKS 098 jatuh di Lido, Bogor.

Selain pesawat terbang, tidak jarang Gunung Salak juga memakan korban para pendaki gunung yang menjelajah ketempat tersebut. Misalnya saja tujuh siswa STM Pembangunan Jakarta Timur yang ditemukan tewas setelah terperosok ke jurang di Curug Orok yang memiliki kedalaman 400 meter di punggung gunung pada April 1987.

Lantas penduduk setempat mencoba untuk mengkaitkan semua musibah yang terjadi di Gunung Salak dengan cerita mistik.

Di Puncak Manik yang berjarak kurang lebih 8 kilometer dari Cidahu Sukabumi terdapat sebuah makam keramat bagi penduduk sekitar. Tempat itu adalah makam Syekh Hasan, keturunan Sultan Hasanuddin Banten yang memiliki banyak keturunan ulama.

Makam Syekh Hasan sudah tidak asing lagi bagi ulama-ulama di Jawa Barat, tak ayal tempat tersebut berusaha di kukuhkan sebagai salah satu tujuan ziarah oleh beberapa pihak.

Lalu apakah kecelakaan atau setiap musibah yang terjadi di Gunung Salak ada kaitannya dengan keberadaan Makam Syekh Hasan? Memang agak sulit untuk mengungkapkan relasi kausalitas dari kedua hal itu.

Keadaan masyarakat Indonesia yang multikultural memang menyuburkan cerita-cerita mistis di setiap daerah. Tidak hanya di Gunung Salak, beberapa tempat lain juga memiliki mitos-mitos tersendiri tentang adanya eksistensi kekuatan di luar komunitas masyarakat setempat.

Semisal daerah Pantai Selatan yang bertempat di Yogyakarta, konon memiliki penguasa yang telah akrab di telinga masyarakat Indonesia yakni Nyai Roro Kidul.

Memang keberadaan hal-hal mistik atau orang awam menyebutnya dengan istilah “penunggu”, sebagian besar di identikan dengan keberadaan gunung. Hal ini mungkin saja terjadi karena gunung sebagai suatu lingkungan yang alami, menjadi tempat yang nyaman bagi keberadaan makhluk-makhluk yang tak kasat mata.

Semisal Gunung Merapi di Yogyakarta yang konon di tunggu oleh Panembahan Senopati yang bersemayam di puncaknya. Termasuk prajurit-prajurit yang setia terhadapnya seperti Kiai Petruk (Mbah Petruk), Kiai Kartodimejo (Mbah Kartodimejo) atau Nyi Gadung Melati.

Di Gunung Semeru tepatnya di Ranu Kumbolo, itu menjadi tempat yang angker karena ditunggu oleh sekawanan Peri yang terkadang menampakan diri dari tengah danau. Atau cerita-cerita mistis di tempat lain

Terlepas dari ada atau tidaknya mitos-mitos di atas, semua kita kembalikan lagi kepada pribadi masing-masing. Satu hal yang pasti, manusia harus senantiasa hidup selaras dengan alam. Jika manusia tidak bisa memperlakukan alam dengan dengan baik, maka alam itu sendiri yang nantinya akan mengajarkan kepada manusia bagaimana menjadi baik.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun