Sebagai penikmat subsidi (hehe..) anehnya saya biasa saja berangkat kerja lepas Shubuh tadi itu. Menaiki motor dari perumnas Talpa ke Kertapati. Lalu naik ke bus menuju Prabumulih. Ketika bayar ongkos bus, sang kernet juga biasa juga nerima ongkos saya yang biasa. Sampai di Prabumulih, masih pagi, jam tujuh kurang. Jadi saya sempat sms si Boy, buat nebeng ikut motornya ke sekolah. Lumayan, bisa lepas dari ongkos ojek, menghemat. Di sekolah temen yang biasa juga naek ojek dari pinggir jalan ke sekolah cerita kalo tukang ojek sudah pada mengalihkan subsidi juga. Biasanya lima ribu jadi tujuh ribu. Sama dong sama Pak Jokowi.
Siang hari, usai jam sekolah, saya nebeng lagi ke depan. Sambil nunggu di warung kak Dadang depan SPBU, saya iseng nanya berapa harga seliter bensin eceran yang ia jual. Selama ini saya tahu harga seliter bensin eceran di warungnya 8 ribu. "10 ribu " kata kak Dadang. o, jadi kak Dadang juga sudah mengalihkan subsidinya. Saat bus ke Palembang datang saya dan beberapa teman bisik-bisik, berapa mau ngasih ongkos. Teman saya dengan bijak bilang "sst tambahin aja seribu..." Maka kami sepakat ngasih ongkos kemarin ditambah seribu. Kernet Bus kami senyum ikhlas (sok tahu ah)
Sampai di Kertapati saya ambil motor di penitipan. pas bayar dengan harga kemarin, Wak haji nya terima aja sambil curhat, "bensin naek...harga-harga lain naek juga inii..." Kring....Alarm di hati saya berbunyi, wah ini nada-nadanya pengumuman besok ada pengalihan subsidi juga dari wak Haji. Tapi saya cuma senyum aja. Soal besok kan gimana besok. Yang penting hari pertama 8500 sudah saya lewati dengan selamat. Gimana anda hari ini ?