Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana Pilihan

Antara Aku dan Jam Tua

13 April 2024   23:32 Diperbarui: 23 April 2024   14:38 129 14
Di dalam rumah peninggalan orang tua kami, terdapat sebuah jam dinding yang telah menjadi bagian dari kehidupan keluarga kami sejak zaman kami kanak-kanak. Saat ini saya berusia lima puluh tahun, jam itu masih tegak berdiri dengan gagah di dinding, setia menunjukkan waktu dengan akurasi yang tajam. Suara khasnya mengumandangkan melodi yang akrab masih mengisi ruangan setiap kali jarum jam menunjuk tepat pada pukul dua belas.

Setiap kali melihat jam itu, mengingatkan akan jejak waktu yang telah kami lalui bersama, dari kebahagiaan hingga kesedihan, dari tawa hingga air mata.

Jam dinding itu menjadi saksi bisu dari berbagai momen berharga dalam hidup keluarga. Ia menyaksikan tawa riang anak-anak yang bermain riang di sekelilingnya, serta menyaksikan tangisan dan pelukan di tengah-tengah kesedihan dan kesulitan. Seiring waktu berlalu, jam itu menjadi simbol kebersamaan, kekuatan, dan keteguhan dalam menghadapi segala cobaan kehidupan.

Keberadaan jam dinding itu mengajarkan kami sebuah pelajaran berharga tentang arti kesetiaan dan keteguhan dalam menjalani hidup. Meskipun berada di antara segala perubahan dan tantangan, jam itu tetap setia pada fungsinya, tak pernah berhenti mengingatkan kami akan berlalunya waktu. Ia mengajarkan kami untuk tetap teguh dan bersikap adil di tengah-tengah segala keadaan, seperti yang selalu dilakukannya.

Ketika kami melihat jam dinding itu, kami juga melihat cerminan dari hubungan keluarga yang kokoh dan penuh kasih sayang. Setiap detik yang berlalu di sekitar jam dinding itu menjadi pengingat akan nilai-nilai yang kami anut sebagai keluarga. Kesetiaan, saling menghargai, dan dukungan tanpa syarat. Kami belajar untuk menjaga satu sama lain sebagaimana jam dinding itu menjaga waktu, dengan penuh kepercayaan dan ketulusan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun