Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Selfie Ala Guru TIK di Kampus UNIMED Bareng Kompasiana dan JNE

30 Mei 2015   17:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   12:04 188 0
Bicara tentang Selfie, maka kita berbicara realita kita hidup di era Teknologi Informasi dan Komunikasi yang berkembang dengan cepat sekali. Di era kekinian, selfie telah menjadi suatu keharusan untuk mengekspresikan diri lewat gambar (visual) yang dirasa perlu untuk di informasikan langsung kepada khayalak ramai lewat kamera smartphone berbasis android yang langsung di – upload ke media sosial.

Selfie menggunakan smartphone (ponsel cerdas) telah menjadi budaya baru dan keharusan bagi seluruh kalangan masyarakat. Tidak peduli, dari lapisan masyarakat mana dia, selfie telah merasuki diri mereka dan menjadi trend baru yang harus dicoba. Tidak terkecuali oleh saya sendiri. Sebagai seorang pengajar mata pelajaran yang digandrungi oleh siswa, pelajaran TIK - Teknologi Informasi dan Komunikasi - mengikuti perkembangan teknologi Informasi dan Komunikasi sudah menjadi keharusan dan membagikan sisi positif dari perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi kepada masyarakat adalah tujuan utama para Guru TIK tentunya.

Selfie dengan Smartphone

Selfie yang artinya potret diri sendiri yang berasal dari kata “Self-Portrait Photograph” sudah menjadi kebiasaan yang lazim, yang bertujuan untuk mengambil foto diri sendiri dengan kamera telepon genggam, bahkan sekarang telah booming dengan menggunakan smartphone berbagai jenis dan merek yang seketika itu juga langsung bisa dilihat oleh berjuta-juta manusia lewat kemudahan akses Internet dan menjamurnya media sosial.

Saya pun sebagai penggiat dunia pendidikan TIK disekolah, tidak kalah untuk mencoba membagikan kegiatan selfie yang kita anggap memang sangat penting untuk mengabadikan suatu momen terbaik dalam hidup kita yang tidak dapat digambarkan dengan kata-kata. Cukup dengan sekali klik kamera smartphone kita, maka selfie telah menjadi suatu bagian penting untuk menggambarkan dan memancing orang lain untuk lebih tau akan apa yang telah kita kerjakan, sedang apa, lagi dimana, dan sebagainya.

Dengan foto selfie, maka prinsip 5W + 1H (Who, What, Where, When, Why + How) dalam memberikan informasi yang benar dan jelas kepada khalayak ramai telah terpenuhi dengan baik. Misalnya, contoh sederhana ketika Kompasiana bareng JNE mengadakan acara Blogshop dan Workshop di Kampus UNIMED Medan, maka saya pun mempersiapkan diri dengan baik, termasuk dengan mencoba mengganti Smartphone saya dengan tipe yang lebih canggih dan terbaru.

Untuk memeriahkan acara yang akan diadakan di Gedung digital library Ruang VIP lantai 4, UNIMED ini, maka sayapun harus menukar tambah, smartphone saya dengan smartphone terbaru Andromax C3si, disamping ingin mengganti hp, juga untuk merasakan sensasi dari efek LED flash di kamera depan dengan resolusi 3 megapixel. Setelah mantap dengan fitur-fitur lainnya lebih lengkapnya dapat dibaca disini, maka saya pun membeli Smartfren Andromax C3si sehari sebelum acara Kompasiana bareng JNE.

Selfie di Kampus UNIMED

Nah, acara yang ditunggu-tunggu pun datang. Berhubung karena acaranya siang, maka pagi-pagi, sebelum aktivitas selfie bersama keluarga menjadi santapan untuk merasakan sensasi menggunakan Smartphone Andromax C3si. Luar biasa seperti gambar berikut ini :

 

Sambil mengajarkan anak-anakku akan kebersamaan, juga saya ingin menggambarkan bahwa selfie bersama orang-orang yang sangat kita cintai adalah sangat penting, sehingga mampu mengundang khayalak ramai untuk bertanya, siapa saja yang ada di dalam foto tersebut dan Who dalam kamus 5W + 1H telah dapat dan membuat teman penasaran. Disamping itu selfie dengan orang-orang yang kita cintai ; bersama istri, anak-anak akan menumbuhkan rasa semakin cinta dan sayang akan mereka. Ini juga mampu menghapus rasa rindu kita jika kita terhalang oleh ruang, jarak, waktu dan tempat yang jauh.

Dengan mengendarai sepeda motor, sayapun meluncur ke UNIMED dan kurang lebih 30 menit perjalanan, sampailah di Kampus yang dulunya IKIP ini dan sejak berdiri 23 Juni 1963 telah melahirkan jutaan bahkan puluhan juta Sarjana Pendidikan yang telah mengabdi untuk bangsa dan negara Indonesia, termasuk almarhum Ayah saya. Langsung saya putarkan sepeda motor menuju Gedung Digital Library yang memang sangat mewah tampaknya, tanpa menghiraukan perasaan untuk singgah di Pasca Sarjana – karena asa untuk kuliah S-2 – masih ada, namun karena waktu sudah mendesak, saya langsung parkirkan sepeda motor dan langsung menuju TKP.

Sesampainya di lantai 4, langsung registrasi, walau agak terlambat, saya masih mendapatkan tempat paling depan, dan melihat langsung kegiatan Blogshop dan Workshop Kompasiana bareng JNE. Saya bertemu dengan teman-teman Kompasianer, selfie dengan Mas Venusgazer dan yang paling penting ketemu dengan Mas Iskandar Zulkarnaen, Asisten Manager Kompasiana, Mas Wahyu Aditya, Founder Hellomotion. Inc, foto bersama dengan mas Wahyu yang saya daulat sebagai Menteri Desain Republik Indonesia dengan berbagai inovasi, kreativitas tanpa batasnya di dunia desain yang telah banyak melakukan perubahan di dunia desain Indonesia. Mulai dari me-redesain logo-logo Pemerintahan yang terkesan primitif alias katrok – contoh sederhana logo Peringatan Hari Kemerdekaan RI yang dari tahun ke tahun terlihat monoton, sederhana, tidak menarik – menjadi lebih atraktif, menarik dan bernilai seni tinggi, mengajak para desainer muda tanah air untuk menularkan jiwa seni desain grafisnya dengan mengadakan lomba desain lewat Kementerian Desain Republik Indonesia Belum / Tidak Sah yang dia ciptakan sendiri.

Selfie dan Realitas Gilpot

Selfie sejatinya adalah untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri kita kepada orang lain dengan harapan mendapatkan respon yang positif untuk menambah kepercayaan diri dari si selfie itu sendiri, bukan sekedar narsis-narsisan yang berujung pada gila-gila photo sendiri (Gilpot). Namun, kenyataan sekarang ini banyak kalangan remaja menyalahgunakan pengertian selfie, dimana jika selfie itu dilakukan dengan batas-batas yang wajar, bisa meningkatkan rasa menghargai diri sendiri dan meningkatkan pemberdayaan diri. Selfie juga dapat meningkatkan penampilan diri si selfie itu sendiri karena dapat menyesuaikan diri dengan berpenampilan lebih menarik dan sesuai dengan norma-norma dan dapat disukai oleh orang lain.

Oleh karena itu bagi yang suka selfie-selfie dimanapun dan kapanpun, ingatlah jangan asal selfie, lihat lokasi yang sempurna, lihat situasi dan kondisi, jangan karena selfie bahaya mengancam jiwa dan raga Anda, teman, saudara maupun orang-orang yang Anda cintai. Disamping itu, jangan terlalu terobsesi untuk menonjolkan sisi sempurna diri Anda, karena ingat “Tidak ada Manusia yang Sempurna di Dunia ini”, kesempurnaan hanyalah milik Sang Pencipta. Oleh karena itu, berhati-hatilah jangan Anda sampai masuk kategori orang-orang yang Gila Photo (Gilpot) hanya demi menunjukkan kesempurnaan wajah dan tubuh Anda.

Teknologi Selfie Untuk Menginformasikan 5W + 1H

Sebagai guru TIK, saya hanya ingin agar selfie yang kita bagikan di media sosial dapat bermanfaat bagi orang-orang yang melihatnya dan memberikan kesan yang positif, bukan malah mendapat dislike, komen yang negatif bahkan jadi bahan olok-olokan atau bulying.

Selfie itu seharusnya mampu menggambarkan jawaban dari tujuh pertanyaan yang sering muncul kala kita saling berkomunikasi, yaitu :

1. Who : Siapa ?

Didalam foto diatas, misalnya : Siapakah orang-orang yang ada di dalam foto tersebut? Maka jawabanya adalah : Istri dan anak-anak tercinta saya.

2. What : Apa ?

Sering kita mengalami pertanyaan : Apa motif Anda untuk berselfie ria dengan keluarga? Jawabannya : Untuk memotivasi diri dan untuk memberikan informasi penting kepada khayalak ramai bahwa inilah keluarga dan kebersamaan kita.

 

3. Where : Dimana?

Foto selfie yang diunggah ke media sosial sering mendapat respon seperti ini : Dimana foto ini diambil? Maka jawaban dari foto-foto diatas adalah : Gedung digital library Ruang VIP lt.4, Universitas Negeri Medan, Jln. Williem Iskandar Pasar  V Medan Estate.

 

4. When : Kapan?

Nah ini juga sering ditanyakan soal selfie yang diunggah, akan spontan muncul pertanyaan : Kapan tuh foto diambil? Maka jawaban dari foto-foto diatas adalah : Hari Rabu, 27 Mei 2015 mulai pukul 14.00 Wib sampai dengan selesai.

5. Why : Mengapa?

Contoh pertanyaan yang sering muncul saat photo selfie diunggah : Mengapa foto yang ini diunggah? Kok bukan foto yang satu lagi? Trus, ada juga seperti ini : Mengapa fotonya agak buram? Mengapa fotonya dikamar mandi? Dan lain sebagainya.

 

6. How : Bagaimana?

Arti bagaimana disini, adalah bagaimana jika foto selfia yang diunggah adalah foto pemandangan, foto sambil makan makanan yang baru didengar, dan lainnya. Misalnya dalam foto diatas, pertanyaan yang muncul adalah : Bagaimana bisa ikutan dalam acara Blogshop dan Workshop Kompasiana bareng JNE di UNIMED? Maka jawabannya : Harus terdaftar terlebih dahulu menjadi Kompasianer dan akunnya telah diverifikasi, setelah itu mendaftar lewat e-mail ke kompasiana@kompasiana.com dengan subyekBlogshop JNE Medan“.

 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun