Dalam kisah fiksi diceritakan bahwa Tuhan menonton Pertandingan SepakBola bersama dengan para pengikutnya. Kebetulan yang bermain sepakbola adalah kesebelasan, kita misalkan dari kesebelasan Agama (A) versus kesebelasan Agama (B). pertandingan sangat seru, saking serunya Tuhan terlarut dalam suasana pertandingan, Tuhan tidak mendukung satu Agama-pun, ini bisa dibuktikan ketika seorang pemain dari Kesebelasan A menjaringkan sikulit bundar, Tuhan-pun bersorak kegirangan dan melempar-lemparkan topinya keatas tinggi-tinggi. Demikian juga saat Tim B menyamakan kedudukan, Tuhan-pun bersorak gembira, melakukan hal yang sama, melemparkan topinya tinggi-tinggi sambil bersorak kegirangan, sampai-sampai murid-murid dan penonton yang lain kebingungan, saking bingungnya, seorang supporter menepuk pundak Tuhan dan bertanya: “Saudara sebenarnya mendukung tim yang mana sih?”, “kenapa setiap gol Anda selalu bersorak kegirangan?” lanjut sang supporter. “Saya?” jawab Tuhan, yang sedang terpesona menyaksikan pertandingan seru tersebut. “Oh, Saya tidak bersorak untuk salah satu tim manapun, Saya hanya senang menikmati pertandingan yang disuguhkan oleh kedua Tim itu”. Sambil menunjuk ke tengah lapangan pertandingan. Ternyata Tuhan tidak mendukung salah satu tim manapun di dunia ini, hanya mendukung manusia-manusia yang memainkan talenta, skill, permainan dan taktik yang diterapkan di pertandingan.
Rasanya melihat cerita diatas yang disadur dari Buku Anthony De Mello, SJ ini, sangat sulit mempraktekkan bahwa pecinta bola di seluruh dunia tidak mendukung salah satu tim, melainkan orang-orang yang punya skill hebat. Demikian juga yang terjadi di EURO 2012 yang akan diselenggarakan di Polandia dan Ukraina, sebelum kick-off dimulai, sebelum saya menyudahi perkuliahan hari ini, pukul 21:00 WIB, saya berkata “Belanda akan menjadi Juara setelah mengalahkan Spanyol di Final EURO 2012, Belanda akan melakukan Revans atas Piala Dunia 2010”. Sontak Mahasiswa-ku yang rata-rata penggila bola juga berujar “huuuuuuuuu……., Jerman Pak”, yang lain berujar “Italia Pak, Perancis Pak”, disamping ada juga yang setuju dengan pendapat saya, ada juga yang menyatakan Spanyol yang menang, bukan Belanda. Ternyata memang animo Sepak Bola EURO 2012 ini sangat menghentak, membuat kita sejenak mengesampingkan segala rutinitas, mengesampingkan segala berita politik, kasus Century, Hambalang, DPR yang pandai ber-akting di Televisi.
Bicara tentang Belanda, maka kita akan disuguhkan fakta bahwa Belanda adalah pencetus sepakbola indah menyerang ala Total Football. Permainan indah lewat kaki ke kaki yang diciptakan oleh Rinus Michels dan difasihkan dalam permainan oleh Johan Cruifft, Belanda menjela menjadi kekuatan Eropa dan Dunia. Juara Eropa tahun 1988 bersama Trio yang dikenal dengan Marco Van Basten, Ruud Gullit dan Frank Rijkarrd, Belanda mempesona Dunia dengan menjadi juara Eropa, demikian juga untuk kategori dunia, Belanda dikenal dengan istilah Juara tanpa Mahkota. Namun sekarang, sepertinya Bert van Marwijk, ogah untuk bermain cantik ala total football, berkaca dari Piala Dunia 2010, Belanda mengutamakan kemenangan hasil akhir, bukan permainan cantik tanpa juara.
Mari sejenak menikmati pertandingan-pertandingan seru Piala Dunia Mini. Piala Eropa yang dicetuskan oleh Julius Rimet. Akankah hasil jerih payah Julius Rimet ini mengilhami para insan sepak bola nasional? Akankah PSSI-nya Arifin Panigoro yang telah berdamai dengan KPSI versi La Nyala M mampu membuat terobosan-terobosan kompetisi baru yang menggairahkan kembali sepak bola nasional? Akankah Arifin Panigoro dan La Nyala M mampu seperti Sep Blatter dan Michael Platini yang berkolaborasi dan mampu membangun sepakbola dunia dengan perkembangan yang pesat? Mampukah para pengurus PSSI bertobat dan kembali ke ajaran yang benar, yaitu mengembangkan industry sepakbola nasional menjadi industry sepakbola yang benar-benar murni untuk kemajuan sepak bola? Bukan menjadi ajang politik dan ajang mencari popularitas dan ajang korupsi? Bisakah PSSI mendamaikan seluruh supporter Indonesia yang dikenal sangat gila bola, sehingga mau dan mampu bertindak anarkis hingga membunuh, menganiaya dan merusak kompetisi kita? Akankah ada rasa aman saat menonton sepakbola di stadion? Mari kita jadikan Piala Eropa ini ajang instrospeksi diri kita dan PSSI mau belajar dari turnamen akbar empat tahunan ini. Hidup dunia pendidikan, Bravo Belanda, Dunia Pendidikan Profesiku, SepakBola Hobbyku, Belanda Jagoanku Juara Eropa 2012………!!!!