“Seni” kata itulah yang harus kita masukkan dalam Dunia Pendidikan saat ini. Dalam dunia pendidikan kita saat ini yang harus berorientasi pada Ketuntasan Materi menuntut Guru atau Tenaga Pendidik untuk memasukkan unsur “Seni” dalam mengajar, karena Seni itu pada mulanya adalah hasil dari Proses Manusia, sinonim dari kata “Ilmu”. Seni itu sendiri bisa dilihat sebagai hasil dari ekspresi dan kreatifitas manusia itu sendiri. Lalu bagaimana implementasinya terhadap Pendidikan Nasional kita saat ini yang bertujuan untuk “Pendidikan Karakter dalam Pembangunan Bangsa”? Melihat perkembangan Teknologi dalam menunjang Dunia Pendidikan, memang jiwa “Seni” seorang Guru sangat dituntut untuk membuat Materi atau Bahan Pelajaran yang akan diajarkan kepada Murid atau Peserta Didik, dimana Guru berperan sebagai Perantara yang baik dengan menggunakan Media Pembelajaran yang tepat. Seni Memimpin yang baik tentunya akan menghasilkan Generasi yang mapan dengan bekal Iptek dan Imtaq yang bagus. Seperti Pak Habibie pernah mengatakan di akhir kepemimpinan beliau yang cukup singkat, dimana beliau mengatakan bahwa Beliau hanya mau berkecimpung dalam Dunia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta ber Iman dan Taqwa Terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa, beliau tidak mau masuk ke dalam dunia politik, khususnya dunia politik pasca Reformasi yang tidak ada benarnya lagi. Oleh karena itulah beliau hanya memimpin negeri ini sekejap saja, menggantikan Pak Harto, beliau sukses membuat sebuah PEMILU yang demokratis setelah Tahun 1952, dimana Pemilu tahun 1999 yang diikuti oleh Multi Partai, namun Pak Habibie tidak mau mengambil keuntungan dengan memilih mundur dari Pencalonan Presiden kala itu. Pak Habibie memang akhirnya digelari menjadi Bapak Teknologi Indonesia dengan segala penghargaan yang diperolehnya, dengan segala kerja kerasnya mulai menjadi Vice President di Messerschmitt-bolkow-blohm (MBB Hamburg 1965-1978) Industri Pesawat Terbang Jerman setelah tamat dari ITB, menjadi Menristek sekaligus merangkap sebagai ketua BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), mendirikan IPTN, PINDAD dan PAL, sampai dengan menjadi Wappres dan puncaknya menjadi Presiden RI yang ke-3. Pak Habibie telah mendedikasikan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang dikuasainya untuk membangun Negeri ini. Cara dan kemampuan beliau memiliki Seni Kepemimpinan sejati, yang artinya Suportif. Pemimpin sejati memimpin orang, bukan mendorong-dorong mereka. Melibatkan orang, bukan memaksa mereka, dan yang paling utama, prinsip seorang Pemimpin adalah melaksanakan pekerjaan yang melibatkan manusia, yang berarti lebih mementingkan orang daripada benda-benda mati.