Keberhasilan AS Roma sekarang ini untuk menjadi pesaing utama Inter Milan, tidak lepas dari tangan dinginnya Pelatih Claudio Ranieri. Datang sebagai pengganti Luciano Spalletti, Ranieri diberi tekanan untuk membawa angin perubahan bagi AS Roma setelah terpuruk di Liga Italia dan tidak sukses di Liga Champions. Namun sekarang AS Roma telah menjelma sebagai Tim Pesaing utama dari Inter Milan untuk merebut Mahkota Liga Italia. Balada kesuksesan sepertinya tidak akan menjauh dari Pelatih yang sebelumnya hanya dikenal menjadi seorang "Tingkerman" atau Pelatih yang hanya mampu mereparasi atau memperbaiki Klub sebelum menjelma sebagai Tim-Tim yang Tangguh. Julukan Tinkerman ini bermula awal Claudio Ranieri ditunjuk oleh Roman Abramovich menunjuk seorang Claudio untuk menukangi Chelsea yang lagi sakit, diibaratkan seperti Mobil yang baru terjerumus ke Jurang, Chelsea butuh perawatan, butuh perbaikan disana-sini, bermodalkan Kekayaannya, Roman Abramovich Raja Minyak dari Rusia ini mempercayakan seluruh keputusan untuk mencari pemain yang tepat ditubuh Chelsea saat itu, jadilah Claudio Ranieri berkelana untuk mendatangkan Frank Lampard dari West Ham United, Peter Cech, Adrian Mutu, Ashley Cole dan Michael Ballack iconnya Bayern Muenchen diboyong ke Stanford Brigde. Ranieri merintis Chelsea menjadi Klub yang paling ditakuti di Ranah Inggris, Chelsea mulai menjelma menjadi Klub pesaing MU, Arsenal dan Liverpool. Sukses dengan Tangan Dinginnya, ternyata Roman Abramovich tidak langsung puas dengan kemampuan Claudio Ranieri, sehingga Roman pun memecatnya dan menggantinya dengan Pelatih yang baru sukses membawa FC Porto menjuarai Liga Champions 2004 Jose Maurinho. Sang Taipan dari Rusia itu ternyata lebih menyukai Jose Maurinho yang terkenal dengan kata-kata pedasnya, Sikap angkuhnya, sikap Keras kepalanya dan Sikap yang Provokatornya baik disaat Pinggir lapangan mendampingi anak asuhnya main atau disaat konferensi Pers. Masih ingat dibenak kita, dimana Jose Maurinho diancam akan dibunuh apabila jadi pindah ke Standforf Brigde. Kisah sang Tinkerman pun berlanjut saat Dia menangani Juventus dimusim lalu, walau hanya sebentar, tapi Juventus dibawanya ke Peringkat Dua dan Dapat menghempaskan Real Madrid di Liga Champions Musim lalu. Juventus yang saat itu linglung diperbaiki, disemangati untuk sukses kembali ke papan atas Liga Italia, walau akhirnya hanya runer Up, tapi itu semua hanya karena banyaknya Pemain Juventus yang Cedera. Rasanya tidak salah kalo kini, Musim ini Ranieri akan sukses besar melihat fokus Tim Ibukota ini yang berlambangkan Serigala ini akan menjadi Scudetto, AS Roma hanya terfokus di Liga Italia, tidak seperti Inter yang harus terbagi konsentrasinya untuk menjuarai Liga Champions dan Seri A, belum lagi kasus Intern antara Jose, Balotelli dan pihak Klub sendiri. Ulah Balotelli bisa mengganggu konsentrasi pemain-pemain Inter lainnya. Kembali ke Balada AS Roma dan Pelatihnya, The Really Tinkerman, setelah ditinggal Luciano Spalletti di awal musim dan hasil buruk, ternyata kedatangan Ranieri mampu menyuntikkan semangat yang mendalam ditubuh AS Roma, mari kita bayangkan setelah sering kali ditinggal oleh Francesco Totti, simbol Gladiator AS Roma akibat Cedera di musim ini, namun Ranieri dapat memanfaatkan semua pemain yang ada, ditinggal Aqualliani yang pindah ke Liverpool tidak membuat AS Roma timpang, malah kehadiran Luca Toni dapat menyuntikkan Moral dan permainan AS Roma. Musim ini akan tidak jauh beda dengan musim 2000/2001, dimana kedatangan Fabio Capello dan Striker Gabriel Batistuta yang membelot dari Fiorentina setelah tidak kunjung mendapatkan Scudetto, akhirnya Tim AS Roma mampu jadi Scudetto setelah diperkuat oleh Batigol, Nakata dan Totti serta diarsiteki Don Fabio. Mudah-mudahan musim ini spirit 10 tahun yang lalu menyala dalam diri Claudio Ranieri yang ingin membuktikan dirinya tidak hanya Tinkerman biasa (Tukang Reparasi Biasa), namun juga bisa menjadi The Really Tinkerman (Tukan Reparasi yang bisa membuat Hasil Reparasinya Berjaya), demikian juga dengan Luca Toni yang ingin membuktikan bahwa FC Hollywood salah telah mentelantarkan dia dan menunjukkan bahwa Toni masih pantas dibawah ke AFSEL nantinya, demikian juga bagi Jhon Arne Riise bahwa Liverpool salah telah membuangnya. Mudah-mudahan dominasi Inter dimusim ini bisa berakhir di Seri A, mudah-mudahan AS Roma bisa menjadi Juara, sehingga Opah Ranieri dapat merasakan sukses yang luar biasa, tidak dianggap jadi pelatih Nomor Dua. Pantas bahwa Ranieri tidak mau berbicara dengan Jose Maurinho, Ranieri sadar bahwa dia tidak akan bisa menang dengan kata-kata terhadap Maurinho yang besar mulut. Apabila Ranieri dipecat oleh Roman karena kedatangan Maurinho. Good Luck Opah Raineri.....!!!!
KEMBALI KE ARTIKEL