Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Pilpres, Mengajarkan Anak Generasi Emas Cara Berdemokrasi Pancasila Yang Baik

10 Juli 2014   23:59 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:43 94 0

Sedari pencabutan nomor urut di KPU tanggal 1 Juli 2014 yang lalu, saya yakin jika Jokowi – Jusuf Kalla yang mendapat nomor urut 2 bakalan menang. Capres dan Cawapres pilihan PDI Perjuangan, Hanura, Nasdem, PKB dan PKPI ini dengan mantap diusung tanpa ada koalisi bersyarat, artinya Partai lain diluar PDI tidak ada bagi-bagi jabatan seperti yang bakalan terjadi di kubu nomor urut 1 yang mengusung Prabowo – Hatta Radjasa sebagai Capresnya mengalahkan para kandidat lain. Partai Petahanan, Demokrat sampai urung diri mencalonkan hasil konvensinya yang diwakili oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan maju menjadi Capres karena khawatir pemilihan suara mereka anjlok dan menjadi partai yang abu-abu alias diam-diam mendukung calon Presiden lain, alih-alih menjadi Partai Oposisi seperti yang pernah dilakukan oleh PDI Perjuangan selama kurang lebih 10 tahun pemerintahan SBY. Koalisi gemuk yang mengusung tema: menyelematkan Indonesia, partai merah – putih, hingga gambar Pancasila sebagai lambang negara dipelesetkan menjadi gambar Pancasila berdarah-darah tanpa lima sila, yang hanya untuk menaikkan pamor Prabowo – Hatta mengalahkan elektabilitas Jokowi yang sudah teruji. PAN, Golkar, PKS, PPP menghalalkan segala cara demi menaikkan pamor Capres pilihan mereka agar suara tidak jomplang banget perbedaannya, walau secara kualitas kita tahu yang mana yang dipaksakan, yang mana yang memang berkualitas. Dari mulai black campaign, asal-usul keluarga, Agama dan Suku, sampai visi dan misi Jokowi jadi pemimpin Jakarta dipertanyakan sehingga pamor Jokowi turun.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun