Setelah kubu Jokowi-Jk mengklaim kemenangan versi Quick Count dan munculnya pendukung-pendukung sadis yang ingin menjatuhkan kredibilitas KPU membuat sebagian masyarakat tersadar. Setelah Jokowi dipuja-puja dan dibela mati-matian bak Nabi oleh pendukungnya kini adalah yang menuhankan hasil QC sebagai hasil dari takdir Tuhan.
Takdir Tuhan yang mereka anggap benar dan sesuai dengan keinginan mereka menjadikan mereka makin lupa diri. Statement gombal yang dikeluarkan " Kalau Kalah Pasti Ada yang Curang" membuat mereka terus mencari celah dan mencari-cari kesalahan baik lawannya sendiri bahkan KPU. Bahkan saking percayanya hasil QC sebagai takdir tuhan si pembuat Fatwa kemenangan Jokowi merasa dalil mereka yang paling benar dan jika berbeda maka KPU yang salah. Dalam beberapa hari bahkan sebelum pilpres segala bentuk tindakan yang membuat mereka kalah harus di musnahkan seperti TV One yang mereka anggap ancaman bagi kampanye Nabi mereka.
QC memang menjadi sasaran membentuk opini para pendukung Jokowi dan JK. Sikap terburu-buru yang dikeluarkan padahal suara yang masuk hanya mencapai 70 % dan melakukan deklarasi merupakan indikasi mereka sama sekali tidak mau dikalahkan dan disalahkan. Lihatlah dan kita berkaca dimasa sebelum Pilpres segala bentuk kebohongan di anggap benar saja oleh pendukung Jokowi. Masalah lapor KPK masalah bus berkarat seolah itu benar saja padahal jelas kebohongan yang dilakukan.
Belum lagi penyerangan terhadap kantor TV One di Yogyakarta yang merupakan bagian sikap arogan. Dan sekarang mengatakan secara sepihak tanpa proses legitimasi dari KPU dan menyalahkan KPU curang membuat kita makin tersadar adanya sebuah skema besar dari itu semua. Kepanikan yang terjadi dan semakin gencarnya isu kemenangan Prabowo baik di dalam negeri bahkan diluar negeri yang di isukan dimenangkan Jokowi membuat mereka makin gencar mencari-cari kesalahan dalam sistem pemilu.
Khawatirnya akar rumput yang masih awam pendidikan politik dititah untuk melakukan tindakan-tindakan yang membahayakan nantinya jika mereka merasa dikalahkan. Kita tahu track record buruk sudah menjadi gambaran dikubu mereka dengan aksi kekerasan yang terjadi. Jangan sampai skema yang besar ini berimbas kepada perpecahan yang pernah terjadi di Mesir dan Ukraina. Kita berharap setiap pasangan tidak melakukan politik adu domba yang merupakan gambaran dari politik busuk. Jika suatu saat itu terjadi saya berharap Polri/TNI menangkap kepala dari gerakan tersebut yakni capres mereka masing-masing yang merupakan dalang karena membiarkan itu terjadi.