Seandainya dulu menulis karya ilmiah seperti skripsi untuk S1, tesis untuk S2, dan disertasi untuk S3 tidak menjadi prasyarat kelulusan, maka saya pun akan malas untuk menulis. Memang kebiasaan menulis harus dipaksa. Awalnya sulit, tetapi lama-lama akan mudah. seperti ketika kita belajar bersepada waktu kecil dulu. Sering jatuh dan terluka, tetapi sekarang kita bisa bersepeda dan bisa gowes kemana-mana. Begitulah menulis. BISA KARENA TERBIASA.... Menulis berarti menuangkan ilmu atau ide untuk dibaca dan disebarkan ke orang lain/pembaca. Napoleon Bonaparte, Singa daratan Eropa mengungkapkan , “Saya lebih takut kepada pena seorang penulis ketimbang 1000 senjata tentara musuh.” Karena dengan menulis, ilmu dapat tersalurkan dan ide dapat tersampaikan. Disamping itu hanya dengan menulis dapat mengubah dunia. Maka keterampilan menulis sangat penting untuk diperbaharui dan dilatih. Pendidikan adalah senjata paling dahsyat yang dapat kita gunakan untuk mengubah dunia, begitu kata Nelson Mandela. Kata tersebut seolah menekankan bahwa orang yang berpendidikan (tidak buta huruf dan bisa menulis) akan mampu mengubah dunia. Ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang tidak akan tersampaikan dengan baik kalau belum ditulis. Seperti kata yang pernah saya baca di sebuah buku bahwa BACA BUKU BUKA DUNIA. Buku adalah hasil tulisan seseorang dan tulisan itu akan mempengaruhi si pembaca. Dalam ayat Al Quran surat Al Alaq ayat 4 di jelaskan bahwa Allah mengajarkan manusia dengan perantara kalam (pena). Maksudnya Allah mengajarkan manusia dengan perantaraan tulis baca. Bukankah satu catatan lebih baik dari pada 1000 inagatan? Pada dasarnya Allah menciptakan otak manusia dengan sangat cangggih sekali. Pernah Anda tahu bahwa otak kita itu dalam posisi bersujud pada Tuhannya?
KEMBALI KE ARTIKEL