Kita semua tahu – meskipun tidak semua di antara kita ingat kapan Hari Guru Nasional diperingati setiap tahunnya. Menurut kalender nasional, Hari Guru Nasional dirayakan bersamaan dengan Hari Ulang Tahun PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) yang jatuh pada tanggal 25 November. Meskipun Hari Guru Nasional bukanlah hari libur resmi, namun keberadaannya senantiasa dirayakan dalam bentuk upacara peringatan di sekolah-sekolah dan pemberian tanda jasa bagi guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah.
Beberapa waktu silam, tepatnya pada hari Jumat, 17 Agustus 2012, penulis mengikuti peringatan hari kemerdekaan ke-67 tahun Republik Indonesia di sebuah sekolah swasta di kota Banjarbaru. Tiba-tiba ingatan penulis kembali melayang, melintasi tahun-tahun silam, saat penulis masih duduk di bangku sekolah dasar, sekolah menengah pertama maupun sekolah menengah atas di kota Denpasar, Bali.
Pulau Bali dikenal orang seantero dunia sebagai salah satu surga pariwisata yang tetap digandrungi orang dari masa ke masa. Jika seandainya peristiwa “Bom Bali jilid I dan II” tidak pernah terjadi, mungkin saja wisatawan dari seluruh penjuru dunia akan tetap beramai-ramai berkunjung ke pulau yang mendapat julukan “Paradise Island” ini. Dan peristiwa naas yang merenggut banyak korban jiwa tersebut disebabkan oleh para teroris yang notabene adalah warna Negara Indonesia. Sebuah gambaran yang ironis dan patut menjadi sebuah pertanyaan: “Dimanakah rasa nasionalisme mereka? Mengapa mereka mau menjadi teroris dan menghancurkan kehidupan pariwisata yang turut mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional?”