Seulas senyum di bibir kering
Menatap pagi di kaki langit
Kaki telanjang akraba dengan lumpur kehitaman
Bersetubuh dengan derita serta pekik batin nelangsa
Lelaki kecil di pinggir sungai tercemar
Terbiasa dibangunkan nestapa
Perut lapar jadi kawan setia
Berkutat dengan keadaan yang tak kunjung memberi warna
Tidur di tumpukan rongsokan
Bernafas dalam desah ambu tai kucing dan anjing berebut tempat di sela kardus-kardus bekas
Lelaki kecil
Tangan terkepal
Bahu yang harusnya terangkat kini lebam membungkuk
Asupan gizi tak tersentuh pun tergenggam
Hati siapa tak hancur
Nurani mana tak terketuk
Pada lelaki kecil bertubuh kurus nan kering
Pada raga yang harusnya terdekap pelukan hangat
Ia membisu
Sorot mata lelah
Bibir kering rapat
Lamat ku dengar jerit hatinya
Di mana bapak?
Di mana emak?
Di sini aku tak kuat menahan lara
Lelaki kecil tak beringsut
Seulas senyum di bibir kering
Mata perlahan menutup
Menyambut datang emak dan bapak menjemput...
_Agun Sayekti_
Malang, 30 April 2022