Hari itu
Kegelapan meliputi bumi
Sisa kedurjanaan para iblis berkedok manusia masih terasa di tiap sudut jalan
Bau anyir darah menusuk lubang hidung
Sunyi sepi
Sesekali terdengar sesenggukan, tangis penyesalan serdadu Romawi pasca penyiksaan itu
Iringan penguburan mayat mu terdengar sangat lirih
Pembaringan terakhirmu tertutup batu besar dengan penjagaan ketat seolah kau penjahat
Aku mengingat
Kau pernah berkata, kelak kau akan mati dan bangkit pada hari yang ketiga
Kini saat yang tepat membuktikan perkataanmu
Aku datang ke kuburmu di pagi buta
Dan benar kubur itu telah kosong
Aku senang, artinya kau tidak bohong
Sedih, kusangka aku tidak akan pernah bisa bertemu denganmu lagi
Beberapa orang menyangka mayatmu telah dicuri
Untuk apa?
Apa gunanya mencuri mayat?
Bahkan mereka bersaksi dusta demi menutupi kesalahannya
Ahhhhh....
Sampai kapan mereka sadar?
Aku tak peduli apa kata mereka!
Aku melihat engkau menemui murid-muridmu
Bahkan aku menyaksikan tangan yang berlubang bekas paku itu
Kau bangkit mengalahkan maut
Membayar dosaku menebus diriku
Dengan darahmu pun nyawamu
Apa yang bisa kulakukan untuk membalas kebaikanmu?
Aku malu
Aku pernah seperti Petrus yang menyangkalimu
Seperti Thomas yang tidak percaya padamu
Seperti Yudas yang menjualmu
Aku malu, aku malu..
Maaf, maafkan aku
Kini aku bebas
Aku merdeka
Dunia mengatakan ini pembodohan
Apa aku peduli?
Tidak!!
Ini keyakinan ku
Persetan dengan omong kosong mereka
Sementara mereka menari di atas surga yang mereka ciptakan sendiri
Aku akan mengisi hidupku dengan meneladani kharaktermu, yang kupanggil sahabat, Bapak, dan Tuhan
Â
Aku tak peduli kata mereka, yang kutahu engkau bangkit dari kematian, engkau hidup, seringai maut telah kau kalahkan