Teman: Berapa IP mu??
Saudara: berapa IP mu??
Orang Tua: Berapa IP mu??
Inilah sekelumit cerita mahasiswa seminggu setelah berakhirnya UAS. Libur yang adapun tidak dapat dinikmati dengan tenang karena menunggu nilai yang akan keluar. Dag Dig Dug jantung bergema setiap hari menanti nilai apakah yang bakal keluar. Kalkulasipun dibuat, kira-kira IP berapa yang dapat dicapai.
Pengumuman nilai akhirnya keluar. Semua berlomba melihat nilai masing-masing, entah itu di portal akademik atau di papan pengumuman kampus. Ada yang berteriak kegirangan, ada pula yang bersedih sambil berkata "Dosennya gak adil nih", dan ada juga yang menerima nilai buruk dengan lapang dada.
Penderitaan belum berakhir disaat pengumuman itu. Penderitaan baru dimulai ketika mempublikasikan nilai tersebut kepada orang lain. Mulai dari keluarga, teman, saudara, bahkan senior pasti bertanya berapa IP yang didapat. Disinilah kegalauan itu muncul. Apakah memberitahu secara jujur ataukah harus berbohong. Haha, kejujuran mulai diuji.
Terlepas dari itu semua satu hal yang perlu diketahui bahwa IP bukanlah  segalanya. Apa yang kita dapat dan apa yang dapat kita perbuat selama menjadi mahasiswa merupakan tujuan dari perkuliahan itu sendiri. Jangan menjadikan IP sebagai patokan atas segalanya. IP hanyalah bukti kecil dari kemampuan yang kita miliki.  Toh diluar sana banyak orang sukses yang tidak mengandalkan Indeks Prestasi.
Selamat berlibur dan selamat menggalau