Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Mencegah "Bad Sector" Otak, Menulis untuk Melawan Tua dan Lupa

14 Juli 2010   16:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:52 360 0
Bad sector adalah kerusakan fisik harddisk atau media penyimpan data seperti flashdisk. Kerugian yang terasa mungkin tidak hanya rusaknya hardisk kita tersebut yang mana dapat kita ganti apabila kita ada duit. Tetapi yang lebih menohok adalah ketika data di dalamnya menjadi tidak terbaca. Saya pernah ngalamin dulu saat disket 1.44 Mb masih in, saat itu data-data saya hilang sehingga harus diketik ulang. Mengetik bagi saya adalah pekerjaan yang menjengkelkan, belum lagi harus memikirkan ulang materi data yang hilang! Dalam kehidupan kita pun, ada banyak data yang harus kita ingat. Alamat rumah kita, nomor telepon pacar anda, nama teman, atau yang lebih rumit semisal ilmu, gagasan, ide cemerlang dan semacamnya. Kita yang hidup normal barangkali jarang menyadarinya. Tetapi coba simak pengalaman kawan saya: karena sebuah kecelakaan, ia hampir saja kehilangan hidupnya. Beruntung baginya setelah koma beberapa hari akhirnya dapat selamat. Namun apa yang terjadi? Kawan saya tersebut kehilangan banyak "data" yang sangat signifikan. Ia tidak dapat mengenal nama teman, tidak bisa baca, lupa istilah-istilah, dan banyak perbendaharaan kata. Jangan tanya ilmu yang dipelajarinya semasa kuliah. Ambyar semua. Beruntung lagi (setelah beberapa tahun) saat ini Tuhan telah mengembalikan banyak ingatannya yang terhapus, sehingga dapat menikmati hidup normal kembali, sudah punya toko malah. Ya, ancaman bad sector itu ada juga terhadap otak kita. Benturan, trauma, dapat menghapus atau menutup memori yang telah kita simpan. Data-data atau ilmu yang baru pun dapat pula "menimpa"data lama, sehingga kita kesulitan mengingat sesuatu yang pernah kita pelajari. Ilmu-ilmu yang telah kita peroleh (dari buku atau bangku sekolahan atau kehidupan) memiliki hak dan kewajibannya sendiri-sendiri. Contoh Hak yaitu mengambil manfaat dari ilmu. Anda pandai berdagang, maka gunakanlah ilmu berdagang untuk memperoleh laba. Ada yang mampu berternak lele, silakan buat kolam lele. Mahir memengaruhi orang lain, silakanlah jadi politisi. Sedangkan Kewajiban ilmu adalah mengamalkan (pengetahuan etik), dan menyampaikannya kepada orang lain. Apapun agama anda saya yakin ada bab perihal berbagi ilmu. Dengan mengindahkan hak dan kewajiban kita terhadap ilmu, sedikit banyak ancaman bad sector dapat kita hindari. Semakin diamalkan semakin kuatlah tertanam ilmu itu dalam ingatan kita. Memelihara ilmu (putih) adalah kewajiban lain. Mempelajari untuk kemudian mengabaikannnya saya pikir termasuk perbuatan sia-sia. Termasuk di dalamnya kesia-siaan yang tersistematis, yaitu mengajarkan ilmu yang kurang sesuai dalam kurikulum sekolah. Coba bayangkan berapa ribu jam belajar yang sia-sia apabila ternyata ilmu yang diajarkan ternyata kurang tepat, sementara hal yang berguna justru terabaikan. Bagi pribadi kita sendiri memelihara ilmu dapat kita lakukan dengan menuliskannya. Mengikat makna demikian  Pak Hernowo memberi istilah, kalau saya tidak keliru.Dengan menulis, dan lebih baik kalau juga menerbitkannya di media, maka sewaktu-waktu kita dapat melacaknya saat kita perlukan. Membuat tulisan di blog, facebook, twitter, atau media cetak juga memberi manfaat interaktif. Kita dapat masukan, saran, kritik, sanggahan, (dan honor heheheee...) yang dapat memverifikasi (baca : menguji) apakah pengetahuan kita benar atau keliru. Jadi jika ilmu itu benar maka kewajiban untuk menyampaikan tunailah sudah, sedangkan jika salah, maka seseorang akan menegurnya. Sama-sama untung kan? :)) Demikianlah, dengan rajin memelihara ilmu maka kita tidak akan kehilangan. Termasuk juga ancaman faktor bertambahnya usia. Secara alami, sel-sel otak kita tumbuh, rusak, mati, tumbuh lagi, dan seterusnya. Siklus. Sama seperti sel tubuh yang lain. Seiring laju umur maka kemampuan regenerasi sel otak juga berkurang. Semakin banyak pula bad sector yang merongrong pengetahuan kita. Penelitian menunjukkan, semakin aktif sel otak digunakan maka semakin lambatlah laju kerusakan sel otak yang dapat mencegah kepikunan di usia senja. Berkaitan dengan otak, ada guyonan begini: Sebuah riset ilmiah mempelajari berbagai otak dari beberapa negara antara lain Jepang, Jerman, Amerika, dan Indonesia. Setelah dibanding-bandingkan dengan seksama ternyata diketahui bahwa otak orang Jepang, Jerman, dan Amerika itu sudah pada aus di sana sini. Maka bertanyalah ilmuwan-ilmuwan kaliber dunia tersebut pada ahli dari Indonesia. "Incredible, mister bisakah tolong Anda jelaskan kenapa otak penduduk di negara Anda begitu excellent?" Lalu jawab pakar kita, "Hahahahaaaaa..., terang saja otak kita masih mulus, emang di sini otak jarang dipake...!!!" Heheheheee... :)) Salam pertamax... Image : http://islamarket.files.wordpress.com/2009/04/piringan-hardisk.jpg

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun