oleh: Agung Pribadi (HISTORIVATOR)
Di dalam kitab suci diceritakan kisah penduduk neraka yang mengeluh mereka masuk neraka karena mereka miskin dan raja mereka lalim sehingga mereka jadi tidak beriman. Mereka tetap disalahkan oleh Tuhan karena menurut Tuhan bumi Tuhan itu luas mengapa mereka tidak berhijrah atau berpindah tempat.
Ya! Jika kita miskin dan rezeki kita tidak berkembang lagi atau mentok di satu tempat maka untuk mencapai kesuksesan, pindah adalah salah satu jalan keluarnya. Inilah yang dilakukan oleh Aristottle Onassis pengusaha sukses asal Yunani. Ia berpindah ke Argentina dan menemukan kesuksesannya di sana.
Itu juga yang dilakukan oleh orangtua John Harold Johnson. Ketika awal abad ke-20 di Arkansas terjadi diskriminasi terhadap orang kulit hitam sehingga pekerjaan tidak bisa lebih dari seorang pencuci piring, ia pindah ke Chicago. Di Chicago iklimnya lebih kondusif. Di wilayah yang dijuluki Chicago hitam banyak orang kulit hitam yang sukses sebagai pengusaha. Setelah dewasa John Harold Johnson menjadi salah satu dari 400 orang terkaya di Amerika versi Majalah Forbes.
Hal ini juga dilakukan oleh Piyu PADI. Ketika ia merasa di Surabaya susah untuk menawarkan demo tape PADI, ia pindah ke Jakarta. Piyu berfikir bahwa di Jakarta lebih banyak perusahaan rekaman yang lebih membuka peluang untuk genre musik rock yang manis seperti PADI, berbeda dengan Surabaya yang genre musik rock nya lebih keras.
Dulu di Indonesia orang Jawa diberi label negatif sebagai orang malas bekerja dan tidak punya keinginan sukses. Tapi sekarang kita lihat orang-orang Jawa yang merantau ke Malaysia, mereka banyak yang sukses. Orang-orang Jawa pada khususnya dan Indonesia pada umumnya adalah pekerja keras. Di sektor Jasa Konstruksi merekalah orang-orang yang berani menantang maut bergelantungan di gedung-gedung pencakar langit untuk lantai 10 atau lebih tinggi lagi. Di Malaysia pekerja-pekerja dari Bangladesh, India dan Filipina tidak ada yang berani bergelantungan seperti itu.
Di Jakarta, Bali, Batam, Timor Leste, Papua, dan Maluku orang-orang Jawa juga banyak yang sukses sebagai pengusaha.
Para TKI dan TKW yang bekerja di Hongkong juga banyak yang sukses sepulang dari sana. Ada yang sukses melalui MLM, menjadi penulis, menjadi model, artis, pengusaha, ataupun motivator.
Jadi bumi Tuhan itu memang luas. Apabila rezeki kita mentok di satu tempat, berpindah tempat merupakan salah satu jalan keluarnya.
No Excuse (tidak ada alasan) karena alasan tempat!
oleh Isa Alamsyah
Banyak di antara kita menjadikan lingkungan, tempat, atmosfer atau suasana sebagai alasan kita gagal.
Mana bisa dapat jabatan, persaingan di kantor gak adil!
Di sini atmosfer kerja gak enak!
Wah lingkungan sini payah, daya belinya rendah!
Apakah benar sikap menyalahakan lingkungan?
Lalu siapa yang menyuruh Anda bertahan di sana? Bukankah itu pilihan sendiri!
Orang sukses akan bertahan sampai sukses sesulit apapun medan.
Akan tetapi kalau ada peluang lain di tempat lain, kenapa harus memaksakan diri bertahan di sana?
Nabi Muhammad saja Hijrah ke Madinah, artinya apa?
Mencari peluang di tempat baru adalah salah satu sikap yang disunahkan atau di ajarkan.
Nabi-nabi lain juga melakukan perjalanan.
Di buku no excuse, Anda akan menemukan seorang pria yang pindah ke surabaya untuk melanjutkan usahanya karena di negaranya pajaknya sangat besar. Lalu apa yang terjadi? Pria itu menjadi orang terkaya di Asia.
Siapakah dia? Silahkan baca bukunya.
Jadi jangan salahkan tempat jika tidak berhasil, No excuse!
***********