Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Tiga Golongan yang Dijauhi Rahmat Allah di Hari Kiamat

30 November 2024   21:16 Diperbarui: 30 November 2024   21:16 73 3
"Keikhlasan adalah akar, kerendahan hati adalah batang, dan kejujuran adalah buah. Ketiganya membawa manusia menuju ridha Allah dan kemuliaan di akhirat."

Di antara berbagai pesan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, terdapat peringatan yang amat serius tentang tiga golongan manusia yang akan menghadapi kehinaan luar biasa di Hari Kiamat. Dalam sabdanya, beliau bersabda:

"Tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, Allah tidak akan melihat mereka tidak juga mensucikan mereka, dan bagi mereka adzab yang pedih." Beliau mengulanginya hingga tiga kali, menggambarkan betapa berat ancaman ini. Abu Dzarr radhiyallahu 'anhu kemudian bertanya, "Merugi sekali, siapa mereka wahai Rasulullah?" Rasulullah menjawab, "Musbil (orang yang memakai kain melebihi mata kakinya), orang yang selalu mengungkit pemberiannya, dan orang yang melariskan dagangannya dengan sumpah palsu." (HR. Muslim).

Pernyataan ini membuka tabir tentang sikap dan perilaku yang tidak hanya merusak hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga mencederai etika sosial dan kemurnian iman. Mari kita kaji secara mendalam tiga golongan ini agar kita mampu menghindarinya.

1. Musbil: Merendahkan Ketaatan dengan Kesombongan

Istilah musbil merujuk kepada orang yang sengaja memanjangkan pakaiannya hingga melebihi mata kaki sebagai bentuk kesombongan. Dalam tradisi Arab, pakaian panjang adalah simbol status sosial yang tinggi. Rasulullah melarangnya karena kesombongan adalah sifat yang dibenci Allah. Beliau bersabda:

"Allah tidak akan melihat orang yang menyeret kainnya dengan rasa sombong." (HR. Bukhari dan Muslim No. 5574).

Kesombongan ini bukan hanya soal pakaian, tetapi sikap hati yang merasa lebih unggul daripada orang lain. Dalam kehidupan modern, kita dapat melihat bentuk lain dari kesombongan yang menyamar, seperti gaya hidup berlebihan untuk menunjukkan status atau membanggakan harta secara tidak proporsional. Allah mengingatkan dalam Al-Qur'an:

"Sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang sombong dan membanggakan diri." (QS. An-Nisa 4: 36).

Kita diajak untuk introspeksi: adakah sifat sombong yang tersembunyi dalam diri kita?

2. Orang yang Mengungkit Pemberian: Menghapus Keikhlasan

Mengungkit pemberian adalah perilaku yang merusak keikhlasan amal. Allah berfirman:

"Hai, orang-orang yang beriman! Jangan kamu rusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan penerimanya..." (QS. Al-Baqarah 2: 264).

Mengungkit pemberian mencerminkan keinginan untuk dipuji atau merasa lebih tinggi dari penerima. Padahal, dalam Islam, setiap pemberian seharusnya didasari oleh keikhlasan kepada Allah, bukan untuk kepentingan diri sendiri. Rasulullah bersabda:

"Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah." (HR. Bukhari).

Sebagai pengingat, setiap amal yang dicampuri rasa riya atau mencari pamrih duniawi akan kehilangan nilainya di sisi Allah.

3. Pedagang dengan Sumpah Palsu: Merusak Kepercayaan

Perdagangan adalah aktivitas yang sangat dianjurkan dalam Islam, tetapi kejujuran adalah prinsip utama. Rasulullah memperingatkan pedagang yang menggunakan sumpah palsu untuk melariskan dagangannya. Beliau bersabda:

"Barangsiapa yang bersumpah palsu untuk melariskan dagangannya, maka Allah tidak akan melihatnya pada Hari Kiamat." (HR. Bukhari, Muslim 106).

Sumpah palsu tidak hanya melanggar integritas, tetapi juga menghancurkan kepercayaan masyarakat. Dalam era digital, fenomena ini dapat terlihat pada praktik manipulasi informasi, iklan palsu, atau klaim yang tidak sesuai dengan kenyataan.

Allah berfirman:
"Sungguh celaka orang-orang yang curang..." (QS. Al-Mutaffifin 83: 1).

Penutup: Menghindari Tiga Sifat yang Menghancurkan

Ketiga golongan ini memiliki kesamaan: mereka mengutamakan kepentingan duniawi di atas keimanan dan akhlak. Sebagai Muslim, kita harus selalu mengingat bahwa hidup di dunia adalah ujian. Amal perbuatan kita harus dilandasi oleh keikhlasan kepada Allah, kerendahan hati, dan kejujuran.

Semoga kita semua terhindar dari sifat-sifat tercela ini dan senantiasa berusaha menjadi hamba yang dicintai Allah, sehingga kelak mendapatkan pandangan rahmat-Nya di akhirat. Wallahu a'lam bish-shawab.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun