Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money Pilihan

Kelas Menengah Terjepit, Benarkah Ini Ancaman Serius Ekonomi Indonesia?

16 September 2024   09:25 Diperbarui: 16 September 2024   09:34 405 6
"Kelas menengah adalah pilar ekonomi bangsa. Saat mereka terpuruk, bukan hanya ekonomi yang goyah, tapi mimpi kita akan Indonesia Emas juga terancam."

Ungkapan di berbagai media sosial tentang Indonesia Cemas, dalam perspektif manajemen risiko, perlu disikapi dengan hati-hati. Ungkapan, guyonan atau pun kekesalan itu bisa dilihat sebagai ungkapan kekhawatiran, dan refleksi sosial. Namun juga bisa dianggap sebagai kenyataan pahit dan satire.

Tak bisa dipungkiri, dalam perjalanan Indonesia menuju visi Indonesia Emas pada 2045, kita dihadapkan pada sebuah kenyataan yang perlu segera diatasi: nasib kelas menengah. Ketika kelas menengah - yang seharusnya menjadi tulang punggung perekonomian - mulai menunjukkan tanda-tanda kesulitan, mimpi besar kita bisa berubah menjadi mimpi buruk. Jika kecemasan kelas menengah tidak ditangani dengan serius, Indonesia yang seharusnya bersinar terang pada 2045, malah bisa menjadi Indonesia yang terjebak dalam kecemasan dan ketidakpastian.

Mengapa Kelas Menengah Begitu Penting?

Kelas menengah adalah motor penggerak ekonomi. Mereka bukan hanya sekadar konsumen yang mendongkrak daya beli, tetapi juga aktor penting dalam menciptakan stabilitas sosial. Ketika kelas menengah sehat secara finansial, mereka berkontribusi secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui konsumsi dan investasi.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2019, kelas menengah menyumbang 43,3% terhadap konsumsi rumah tangga, sebuah pilar penting yang menopang lebih dari separuh pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, lima tahun kemudian, kontribusi mereka menurun drastis.

Data terkini menunjukkan bahwa kelas menengah menyusut, baik dari segi jumlah maupun kontribusi terhadap perekonomian. Banyak kaum menengah sekarang jadi driver ojol, juga tak sedikit yang dagang makanan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun