Pada suatu pagi yang tenang, saya dikejutkan oleh kedatangan seorang tetangga yang memberi tahu bahwa ada seorang bapak tua sedang menunggu di halaman depan rumah. Saat itu, saya sedang sibuk membersihkan rumput di halaman belakang. Ketika saya beranjak ke depan, ternyata tamu tersebut adalah guru saya semasa di SD.
Beliau datang membawa seikat kacang panjang dan kangkung segar, hasil panen dari sawahnya di Maleber. Meski tinggal di kota, beliau selalu menyempatkan diri mampir setiap dua minggu sekali untuk memberikan hasil kebunnya kepada saya, muridnya dahulu. Nilai sayuran itu mungkin tak seberapa, namun "kainget" atau rasa ingat dan ketulusan yang terasa jauh lebih berharga. Kebaikan kecil yang dilakukan dengan hati yang tulus, bagi saya, memiliki makna yang jauh lebih dalam dan membekas.
Keesokan harinya, seorang sahabat dari Jakarta datang membawakan sekotak donat dengan enam belas rasa berbeda. Kejutan ini terjadi karena saya pernah menyampaikan betapa saya merindukan suasana Jakarta dan makanan khasnya. Donat-donat tersebut bukan tentang harganya, melainkan tentang perhatian dan kepedulian yang mendalam dari sahabat saya. Ini adalah bentuk lain dari kebaikan kecil yang berdampak besar pada hati saya.
Pengalaman-pengalaman seperti ini sering kali saya alami. Suatu ketika, saya menyapa seorang sahabat yang bertugas di Aceh. Setelah lama berbincang, ia meminta alamat rumah saya. Saya merasa sangat senang, berharap suatu hari dia akan mampir, bersilaturahmi, dan berbagi cerita karena sudah lama kami tidak bertemu.
Lima hari kemudian, tiba-tiba saya menerima kiriman empat jenis kopi Sumatera: Kopi Gayo, Kopi Tanah Karo, Kopi Lintong, dan Kopi Lampung. Sahabat saya tahu bahwa saya adalah penikmat kopi sejati. Hadiah-hadiah kecil ini, meski tampak sederhana, memiliki nilai yang tak ternilai karena dilandasi oleh perhatian dan kasih sayang yang tulus.
Larangan Memandang Rendah Suatu Kebaikan
Pembaca yang dirahmati oleh Allah , di dalam Islam, setiap kebaikan sekecil apa pun memiliki nilai yang besar di sisi-Nya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:
"Janganlah kamu meremehkan kebaikan apa pun, meskipun kau bertemu dengan saudaramu dengan wajah berseri-seri." (HR. Muslim)
Hadits ini menegaskan bahwa dalam syari'at Islam, kita diajarkan untuk tidak meremehkan kebaikan sekecil apa pun. Kata-kata Rasulullah memberikan penekanan yang kuat untuk "Jangan sekali-sekali meremehkan!". Kebaikan dalam bentuk apa pun, bahkan jika itu hanya senyuman kepada saudara kita, adalah sesuatu yang sangat berharga.
Kebaikan adalah sebuah amal yang memiliki dimensi spiritual yang dalam. Ketika kita berbuat baik, kita tidak hanya memberikan manfaat kepada orang lain, tetapi juga memperkaya diri kita sendiri dengan keberkahan. Seperti yang disebutkan dalam Al-Qur'an:
"Maka, barang siapa mengerjakan kebaikan sebesar zarrah, niscaya ia akan melihatnya." (QS. Az-Zalzalah 99: 7)
Allah tidak akan melupakan kebaikan sekecil apa pun. Setiap kebaikan, meskipun tampak tidak berarti, akan diperhitungkan dan diberi ganjaran oleh-Nya. Ini adalah bukti nyata dari rahmat dan kasih sayang Allah yang tidak terbatas.
Kebaikan yang Tulus Menemukan Jalannya Sendiri
Penting bagi kita untuk menyadari bahwa setiap kebaikan yang kita lakukan akan menemukan jalannya sendiri untuk kembali kepada kita, mungkin dalam bentuk yang tidak kita duga. Kebaikan adalah cerminan dari niat hati kita.
Ketika kita berbuat baik tanpa pamrih, Allah akan memberikan balasan yang lebih baik, baik di dunia maupun di akhirat.
Sebagai umat Islam, kita harus terus memupuk sifat kebaikan dalam diri kita. Jangan pernah meremehkan arti sebuah kebaikan, sekecil apa pun itu. Mungkin saja kebaikan yang tampaknya kecil di mata manusia adalah besar di mata Allah . Oleh karena itu, teruslah berbuat baik tanpa henti.
Jadikan setiap momen sebagai kesempatan untuk menebar kebaikan, karena kebaikan adalah cahaya yang akan menerangi jalan kita menuju ridha-Nya.
Kesimpulan
Kebaikan adalah investasi jangka panjang yang nilainya tidak dapat diukur dengan materi. Setiap kebaikan, sekecil apa pun, adalah bagian dari ibadah kita kepada Allah .