Dalam konsep STIFIn, potensi genetik mencakup kecerdasan dominan yang dimiliki seseorang. Baik itu Sensing, Thinking, Intuiting, Feeling, atau Instinct. Kecerdasan dominan ini ditentukan secara genetik dan mempengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan bertindak.
Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah, antara thinking introvert dan thinking ekstrovert, mana yang lebih mudah penanganannya jika mengalami depresi?
Pemahaman Tentang Thinking Introvert dan Thinking Ekstrovert
Thinking Introvert adalah individu yang cenderung berpikir mendalam, reflektif, dan sering kali lebih suka bekerja sendiri. Mereka menganalisis situasi secara menyeluruh sebelum mengambil keputusan dan cenderung membutuhkan waktu untuk diri sendiri agar dapat memproses informasi.
Thinking Ekstrovert, di sisi lain, lebih suka berpikir dengan berdiskusi bersama orang lain, berinteraksi sosial, dan sering kali mengambil keputusan lebih cepat. Mereka mendapatkan energi dari interaksi sosial dan cenderung lebih ekspresif dalam menyampaikan ide-ide mereka.
Penanganan Depresi: Faktor Genetik dan Lingkungan
Depresi adalah kondisi mental yang kompleks dan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk genetik dan lingkungan. Penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik dapat mempengaruhi kerentanan seseorang terhadap depresi.