Di tengah gemerlap dunia yang kerap menggoda manusia dengan gemerincing materi dan status, terdapat sebuah harta yang jauh lebih berharga, namun sering kali terlupakan. Harta itu adalah tawadhu, atau sikap rendah hati. Bagi seorang muslim, tawadhu bukanlah sekadar sikap, melainkan manifestasi dari keimanan yang mendalam.
Dalam kajian tauhid dan aqidah, sikap ini adalah cerminan dari pengakuan terhadap kebesaran Allah dan pengakuan terhadap kelemahan diri manusia.
Asal Usul Kita yang Hina
Untuk memahami pentingnya tawadhu, kita harus kembali kepada hakikat penciptaan manusia. Asal muasal kita adalah dari setetes air yang hina. Bayangkan jika air itu menempel di tangan, badan, atau pakaian kita, tentu kita merasa jijik dan ingin segera membersihkannya.