Dalam pagi yang indah dan tenang, ada langkah-langkah kaki kecil mengisi ruangan. Sebuah anak kucing kurus, kecil dan lemah, berjalan lunglai dan bersandar di pintu luar. Lalu, anak kucing berbulu hitam ini memasuki rumah kami, tak tahu malu mencari perlindungan. Wajahnya penuh rasa cemas, namun mata indahnya menyiratkan cerita yang belum terungkap.
Kami sekeluarga, tanpa ragu, membuka pintu hati untuknya. Meski bulunya hitam pekat, setiap seratnya menjadi kanvas keajaiban. Seperti catatan yang dipintal Tuhan, keanggunan dan kelembutan menyatu dalam diri mungilnya. Bagai bintang yang bersinar di malam gelap, ia membuktikan bahwa kecantikan sejati tak terkekang oleh warna.
Anak kucing mungil ini rida dengan takdir hidupnya. Dia tidak memilih atau meminta pada Tuhan agar berbulu indah seperti kucing Persia, Norwegian Forest, Maine Coon, Ragdoll, Birman, Siberian Forest, Somali, Himalayan, Bengal, dan Exotic. Juga tak membandingkan dirinya dengan bulu kucing Chartreux, atau pun British Shorthair. Ia happy menjalani kehidupan apa adanya.