Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Keunikan Distribusi Voucher Ereload Telekomunikasi di Indonesia

23 Januari 2011   16:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:15 339 0
Harus diakui perkembangan telekomunikasi di negeri kita ini tergolong pesat dan cepat. Tingkat perkembangan pengguna handphone di negeri ini sangatlah mencengangkan.

Menurut catatan Asosiasi Telepon Seluler Indonesia (ATSI), saat ini, sekitar 180 juta penduduk Indonesia sudah menjadi pelanggan layanan seluler. Itu berarti, sudah sekitar 60 persen populasi di tanah air sudah memiliki perangkat telekomunikasi. Keterangan tersebut diungkapkan oleh Sarwoto Atmosutarno, Ketua Umum ATSI di sela pembukaan FKI & ICS 2010 di Jakarta Convention Center, 14 Juli 2010. “Dari 180 juta pengguna, 95 persen di antaranya adalah pengguna layanan prabayar (prepaid),” kata Sarwoto.

Karena banyaknya pengguna telekomunikasi yang menggunakan sistem layanan prabayar, maka mengakibatkan lahan bisnis baru bagi para pengusaha yakni berjualan isi ulang pulsa. Dan lahan ini tidak hanya dikuasai pengusaha yang memiliki modal besar saja, namun juga para pengusaha yang memilki modal terbatas.

Jembatan bagi penjual pulsa kecil untuk dapat melakukan transaksi adalah server pulsa.  Penjual kecil disini adalah penjual pulsa dengan modal kurang dari 200rb dan tidak memiliki lahan untuk berjualan. Lho kok bisa ada penjual eperti itu? Mungkin di benak beberapa orang berkembang, namun itulah Indonesia, di mana penduduknya yang memiliki kesempatan terbatas dapat melakukan kreativitas yang tinggi.

Pertanyaan berikutnya apakah usaha server pulsa tersebut? Server pulsa adalah usaha dimana pemilik modal menjalankan pengisian pulsa dengan suatu program komputerisasi sehingga penjual dapat mengisi cukup dengan cara sms yang akan diproses komputer ke chip dari masing-masing operator secara otomatis. Misalkan ada pembeli ingin mengisi pulsa sebesar 5k maka  penjual cukup melakukan sms dengan format tertentu ke server yang bersangkutan dan transaksi pengisian pulsa akan terjadi.

Pola ini dapat memberi lapangan pekerjaan baru dan menghidupi hajat hidup banyak orang di negeri ini. Tidak bisa dipungkiri, menurut data Aspindo (Asosiasi Server Pulsa Indonesia) 60% penjualan voucher nasional didistribusikan oleh server all operator yang artinya server pulsa memegang lebih dari separuh jalur distribusi pulsa nasional.

Namun akibat adanya server pulsa ini operator mengalami kendala baru yakni tidak dapat dilacaknya alokasi stok secara presisi dari wilayah masing-masing. Mengapa begitu? Hal ini terjadi karena begitu berkembangnya dunia internet sehingga penyebaran penjual kecil begitu tersebar.

Harus diakui harga tiap dealer meskipun dari operator yang sama di tiap wilayah begitu variatif. Wilayah pulau Jawa memiliki harga jual dari dealer yang relatif lebih rendah dibandingkan wilayah Nusa Tenggara. Pernah ada seorang pembeli yang mengeluhkan bahwa harga pulsa di Maluku mencapai 25k untuk nominal 20k. Sedangkan harga jual eceran rata-rata di pulau Jawa adalah 21k. Sementara menurut penjual dari daerah Maluku, memang harga dari dealer lebih tinggi dari harga di Pulau Jawa. Hal ini terjadi karena mahalnya biaya pendistribusian di daerah tersebut dan juga tingginya biaya taraf hidup masyarakat.

Dari selisih harga ini banyak penjual dari daerah lain yang mengambil server pulsa di Pulau Jawa sebagai supplier untuk melakukan transaksi penjualan pulsa. Hal ini mengakibatkan matinya dealer-dealer lokal yang berada di luar pulau Jawa. Namun para dealer ini masih tidak mau melakukan penurunan harga untuk mengimbangi perkembangan server-server yang ada.

Efek dari hard cluster yang dijalankan oleh operator adalah kurang baik bagi para penjual pulsa dan pemilik server pulsa, karena pembatasan cluster tidak memperhitungkan berapa banyak pengguna di cluster tersebut dan berapa banyak penjual pulsa di cluster tersebut, rasanya dengan mobilitas para penjual pulsa saat ini hampir tidak mungkin untuk mendata konter-konter pulsa secara tepat dan akurat karena tanpa konter pun banyak yang masih bisa berjualan pulsa.

Para operator juga tidak memperhitungkan “kurus dan gemuknya” suatu cluster sehingga bisa saja terjadi permainan harga oleh para dealer pada cluster yang mempunyai penjualan tinggi demi mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Pada akhirnya yang dirugikan adalah yang berada pada jalur distribusi yang terbawah yaitu konter-konter pulsa yang hanya mampu membeli all operator.

(bagian kedua dari artikel “Perkembangan Distribusi Voucher Ereload Telekomunikasi di Indonesia”)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun