Di balik senyum yang terukir indah,
Tersembunyi lara jiwa yang tak terkira.
Anxiety disorder, bayang kelam yang menghantui,
Membuat bahagia menjadi gejolak tak terkendali.
Sedih pun terasa menusuk kalbu,
Bagai belati tajam yang tak henti melukai.
Namun, di mata dunia, semua hanya drama,
Sandiwara yang tak patut mendapat simpati.
Egois, label yang disematkan tanpa mengerti,
Betapa pilu berjuang melawan diri sendiri.
Keinginan untuk hidup tenang, bagai fatamorgana,
Hilang ditelan keraguan dan ketakutan yang tak terkira.
Teman yang setia, hanya ilusi semu,
Tak ada yang benar-benar mengerti deru pilu.
Bahkan orang terdekat pun menjauh,
Tak mampu memahami jurang kelam yang terbentang di hatiku.
"Because, I'm alone..." bisiku lirih,
Terperangkap dalam kesendirian yang tak berujung.
Namun, di balik kesunyian ini,
Tersimpan harapan yang takkan pernah padam.
Aku takkan menyerah, pada bayang kelam ini,
Akan kuhadapi anxiety dengan berani.
Mencari cahaya di balik awan kelabu,
Menemukan kedamaian di tengah badai pilu.
Suatu hari nanti, aku akan bangkit,
Bebas dari belenggu anxiety yang menyiksa.
Dan dunia akan mengerti,
Bahwa aku bukan drama, tapi manusia yang berjuang untuk sembuh.