Di gurun gersang krisis iman ini,
Langkahku terpaku, jiwa merintih sedih.
Rasa ragu menggerogoti, bagai badai yang tak henti.
Di mana air kehidupan? Di mana jalan yang sejati?
Di titik kelemahan terendah ini,
Kumpulan kekuatan kelembutan, komunikasi, dan doa,
Menjadi perisai jiwa yang rapuh ini.
Motivasi yang terpendam, bagai gunung berapi yang tertahan,
Siap meletus, membakar keraguan dan ketakutan.
Kekuatan positif bagaikan lava panas,
Mengalir deras, membakar belenggu kesepian diri.
Luka batin yang menganga, mulai terobati.
Spirit jiwa kembali bangkit, bersinar terang tak terhenti.
Keluar dari belenggu dendam, kebencian, dan keputusasaan,
Langkahku kian mantap, menuju cahaya mentari harapan.
Menjadi asa bagi yang tersesat, bagaikan rembulan suci yang menerangi malam.
Air yang membersihkan, membasuh dosa dan penyesalan.
Menguduskan diri pada satu titik kedamaian dan kemuliaanNya,
Tekad ini bulat, takkan goyah terombang-ambing zaman.
Aku, sang pengembara keteguhan hati,
Siap mengantarkan umat manusia, menuju jalan Ilahi yang sejati.