Sepahit apapun hinaan mereka,
Tetaplah tersenyum manis,
Seperti gula yang tak pernah kehilangan kemanisannya,
Anggaplah pembencimu sebagai penderita diabetes,
Yang tak mampu menikmati manisnya kebaikan hatimu.
Di bawah langit senja yang megah,
Saat mentari perlahan tenggelam di ufuk barat,
Senyummu menjadi cahaya yang tak pernah redup,
Menghangatkan hati yang terluka,
Menghapus jejak-jejak kepahitan.
Biarkan mereka terbenam dalam kelamnya prasangka,
Sedangkan engkau tetap bersinar,
Bersama senja yang indah, penuh kedamaian,
Senyummu adalah kekuatan yang tak terkalahkan,
Menjadi penawar di tengah pahitnya dunia.
Tetaplah tersenyum dalam setiap senja,
Karena di balik awan gelap,
Selalu ada cahaya yang menunggu untuk menyapa,
Mengingatkan bahwa manisnya kehidupan,
Ada di tangan mereka yang tulus menerima.