Di ufuk barat, sang mentari mulai terbenam,
Memancarkan cahaya jingga yang hangat dan menenangkan.
Namun, di tengah indahnya senja, hati ini terasa pilu,
Terluka oleh hinaan dan caci maki yang tak henti-hentinya.
Sepahit apapun hinaan yang mereka lontarkan,
Tetaplah kuhadapi dengan senyuman manis.
Seperti gula yang lezat, anggaplah pembencimu bagai penderita diabetes,
Membutuhkan rasa manis untuk menenangkan jiwanya yang pahit.
Jangan biarkan hinaan mereka meredupkan cahayamu,
Tetaplah bersinar terang seperti senja di ufuk barat.
Percayalah bahwa kamu berharga dan pantas untuk dicintai,
Jangan biarkan kebencian mereka menguasaimu.
Teruslah melangkah maju dengan penuh keyakinan,
Buktikan kepada mereka bahwa kamu lebih kuat dari hinaan mereka.
Sebarkan cinta dan kasih sayang di sekelilingmu,
Niscaya, kebahagiaan akan selalu menyertaimu.